Penulis Israel Tamar Raphael Laporkan Pelecehan Daring, Termasuk Pemerkosaan dan Ancaman Pembunuhan,

ORBITINDONESIA.COM - Penulis Israel Tamar Raphael, yang mewakili paviliun "Israel" yang didukung Kementerian Kebudayaan di Pameran Buku Frankfurt, telah melaporkan lonjakan pelecehan daring, termasuk pemerkosaan dan ancaman pembunuhan, setelah ia menyatakan bahwa "Israel" melakukan genosida di Gaza dan muncul mengenakan pin berbendera Palestina.

Kecaman meningkat setelah sebuah artikel Haaretz dalam bahasa Ibrani merinci pernyataan dan penampilannya, mendorong para influencer sayap kanan untuk membagikan cerita tersebut dan melepaskan hampir 2.000 tanggapan bermusuhan di media sosial.

Di antara mereka yang memimpin serangan tersebut adalah tokoh-tokoh sayap kanan seperti rapper Yoav "The Shadow" Eliassi dan presenter Channel 14 Yinon Magal, keduanya pendukung vokal penjahat perang yang dicari ICC, Benjamin Netanyahu.

Baru-baru ini Raphael kembali menjadi sorotan publik — bukan semata karena karya sastra, melainkan karena pernyataan politiknya. Berikut kronologis dan inti permasalahannya:

Saat menghadiri Frankfurt Book Fair — pameran buku internasional terbesar — Raphael mengenakan pin bendera Palestina dan secara eksplisit mengatakan bahwa tindakan negara Israel terhadap Gaza merupakan “genosida”. 

Pernyataan dan sikap tersebut langsung memicu banjir kecaman, termasuk di media sosial; hampir 2.000 respons negatif diterima, yang sebagian berupa ancaman — termasuk ancaman kekerasan seksual dan pembunuhan. 

Di tengah serangan itu, Raphael memberi klarifikasi publik: dia mengatakan bahwa menolak undangan delegasi Israel ke pameran akan sama dengan membungkam suaranya sendiri. Baginya, partisipasi sekaligus menyuarakan kritik adalah tindakan politik yang konsisten — “suara sah dalam publik Israel yang berbahasa Ibrani.” 

Dia menekankan bahwa pandangannya — mendukung diakhirinya pendudukan, pengakuan negara Palestina, serta pengakuan terhadap kejahatan yang dilakukan — adalah sesuatu yang menurutnya paling krusial secara moral dan politik. ***