Puisi Ahmad Gusairi: Banjir Gelondongan

ORBITINDONESIA.COM - Banjir bandang bolehlah datang karena hujan
Memang sudah musim hujan datang
Gelondongan kayu tak mungkin turun dari awan
Kalau bukan dari gergaji-gergaji penyebabnya 
Dari tangan jahil pembalakan liar 
Karena keserakahan yang membabi buta
Karena hilang akal sehat dan nurani
Membabat gundul hutan lindung seperti tak terlindung
Merangsek hutan cagar seperti tak tercatat
Merambah hutan konservasi seperti ada koneksi 
Langit kelam hujan tercurahkan 
Tanah longsor menyosor pemukiman 
Menghantam haru biru menyusuri sungai bercampur lumpur
Meluluhlantahkan semua yang menghadang
Sungai kehilangan alur
Jembatan roboh rampuh
Jalan kehilangan aspal
Menggasak rumah penghuninya jadi pengungsi
Menimbun kebun hamparan puing
Merendam sawah jadi Padang lumpur
 menghanyutkan hewan ternak hingga tak bertuan
Memaksa hewan liar yang dilindungi keluar
Nyawa ratusan manusia hilang
Melayang digulung bandang
Lenyap terkubur tanah longsor 
Hilang jasad tertindih gelondongan

(Toboali, 2 Desember 2025)

*Ahmad Gusairi, penulis puisi adalah seorang pengajar di SMAN 1 Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Puisi ini ditulis wujud keprihatinan dan keresahan terhadap musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan daerah lain di tanah air tercinta saat ini.