Puisi Ahmad Gusairi: Singgasana Tanpa Doa
ORBITINDONESIA.COM - Ketika singgasana ditempati hati yang membusuk
Jabatan tak lagi dibaca sebagai amanah
Ia berubah menjadi alat balas dendam
Palang pintu yang menutup telinga dari jerit rakyat
Kekuasaan berdiri tanpa wudhu nurani
Kata-kata suci dipinjam sekadar hiasan bibir
Nama Tuhan disebut
Namun keadilan ditinggalkan di lorong gelap
Kesombongan tumbuh seperti gulma di istana
Menutup cahaya akal dan empati
Ego membatu
Lebih keras dari nasihat, lebih dingin dari doa
Pejabat itu sibuk menghitung lawan
Bukan menghitung tangis
Sibuk menyusun intrik
Bukan menyusun harapan yang runtuh
Rapat-rapat digelar bak pasar kuasa
Suara ditinggikan bukan demi kebenaran
Kursi dipertahankan dengan saling menjatuhkan
Seolah kuasa adalah warisan, bukan titipan
Anggaran negara mengalir ke medan konflik
Waktu bangsa habis untuk dendam elit
Pelayanan publik tinggal jargon
Terkubur di bawah meja persekongkolan
Yang kritis dicurigai
Yang jujur disingkirkan perlahan
Perbedaan dianggap ancaman
Padahal ia rahmat dalam demokrasi
Rakyat kecil datang dengan tubuh letih
Membawa sisa keyakinan pada negara
Namun yang menyambut adalah bentakan
Arogansi yang telanjang tanpa malu
Inilah paradoks paling telak
Pelayan rakyat lupa cara melayani
Kekuasaan bicara atas nama negara
Namun negaranya sendiri tak hadir
Jabatan lupa ia titipan Allah
Mandat rakyat diingkari tanpa rasa bersalah
Doa hanya gema kosong di podium
Tak pernah turun menjadi kebijakan
Sabar rakyat memang luas
Namun luka tak pernah benar-benar sembuh
Ia menumpuk, mengendap
Menjadi sunyi yang berbahaya
Sejarah, kitab paling jujur
Tak pernah tidur atau lupa
Ia mencatat dengan tinta waktu
Kesombongan selalu berakhir jatuh
Kekuasaan tanpa empati
Tak perlu musuh untuk runtuh
Ia menggali kuburnya sendiri
Pelan, angkuh, dan pasti
Saat singgasana kehilangan doa
Ia tinggal menunggu kehancuran
Tanpa hormat, tanpa pembela
Tanpa satu pun tangan yang sudi mendoakan
Jakarta, 26 Desember 2025
*Ahmad Gusairi, penulis puisi ini adalah seorang pengajar SMA dan tinggal di Toboali Bangka Selatan. ***