DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Guam di Samudra Pasifik Barat Akan Jadi Titik Fokus dari Potensi Perang AS vs China di Masa Depan

image
Peringatan untuk China , Pesawat Lancer B-1B Angkatan Udara AS Kembali ke Guam

ORBITINDONESIA – Wilayah Guam di Samudra Pasifik Barat akan menadi titik fokus dari potensi perang AS melawan China di masa depan. Demikian prediksi popularmechanics.com, sebagaimana dikutip OrbitIndonesia pada Jumat, 2 Agustus 2022.

Pulau Guam seluas 212 mil persegi itu akan menjadi rumah bagi pasukan dari keempat angkatan bersenjata utama AS.

Terlepas dari jaraknya yang lumayan jauh dari Asia, ada kemungkinan besar Guam akan diserang rudal jika perang di Pasifik pecah.

Baca Juga: Liga Inggris: Sheffield United Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Baca Juga: Masyarakat yang Hendak Mengurus SIM Kini Wajib Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Salah satu wilayah terkecil di Amerika Serikat itu menjadi Kawasan yang paling dijaga ketat. Dengan luas sebegitu sempit, Guam adalah salah satu tempat paling militeristik di AS.

Unsur-unsur Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Korps Marinir AS semuanya bercokol di Guam dan mempersiapkan diri menghadapi persaingan strategis jangka panjang dengan China.

Baca Juga: Liga 1: Persib Bandung Pastikan Masuk ke Championship Series

Karena pentingnya pulau itu, bagaimanapun, berarti Guam bisa menjadi target serangan udara dan rudal jarak jauh, jika Perang Dingin AS-China akhirnya berubah menjadi panas.

Hubungan Guam dengan AS dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, ketika AS merebut pulau itu selama Perang Spanyol-Amerika. Itu menjadi wilayah AS pada 1898.

Baca Juga: KNKT Ungkap Penyebab Sopir Truk Kontainer Gagal Rem dalam Kecelakaan Maut di Bekasi, Ternyata Karena Ini

Baca Juga: Megawati Sampaikan Surat Amicus Curiae atau Sahabat Pengadilan ke Mahkamah Konstitusi: Semoga MK Bukan Ketok Palu Godam

Kekaisaran Jepang menginvasi dan menduduki pulau itu selama Perang Dunia II. AS membebaskan Guam pada 1945, di mana Guam kembali menjadi wilayah AS.

Perang Dingin dengan Uni Soviet dan Republik Rakyat China memastikan bahwa setelah Perang Dunia II, pasukan AS tidak pernah benar-benar meninggalkan Guam.

Guam menjadi basis utama untuk menentang ekspansi komunis. Itu adalah tempat di mana, tidak seperti pangkalan asing, Washington pada dasarnya dapat melakukan apa pun yang diinginkannya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menikmati Libur Idulfitri Bersama Cucunya di Objek Wisata Satwa Deli Serdang

Selama Perang Vietnam, Pangkalan Angkatan Udara Andersen menjadi landasan peluncuran untuk serangan massal pesawat pembom B-52 Stratofortress ke Vietnam Utara.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Benda Pusaka yang Berdarah

Sementara Pelabuhan Apra di pulau itu adalah tempat pementasan kapal selam rudal nuklir Polaris, yang mencakup Timur Jauh Soviet dan Cina.

Baca Juga: Todung Mulya Lubis: TPN Ganjar-Mahfud Minta Mahkamah Konstitusi Hadirkan Kapolri Dalam Sidang PHPU Pilpres

Kepentingan strategis Guam surut pada akhir Perang Dingin, dan pulau itu menjadi tempat liburan populer bagi turis Jepang.

Sekarang, bagaimanapun, dihadapkan dengan kekuatan udara dan laut China yang berkembang pesat, Guam sekali lagi menjadi lokasi strategis utama.

Washington melihat Guam sebagai kunci utama pertahanan Amerika di Pasifik. Guam adalah batu loncatan menuju China, Jepang, Korea Utara dan Selatan, dan Taiwan. Semua angkatan bersenjata utama berakar di wilayah kecil itu, dengan tujuan menahan kemajuan China.***

Baca Juga: Sidang Komite Disiplin PSSI: Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, PSS Sleman Didenda Seratusan Juta

 

Berita Terkait