DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Sudah Tahu Apa Penyebab Stunting pada Anak, Ini Cara Pencegahan dan Dampaknya Menurut Dokter Spesialis Anak

image
Kenali penyebab stunting pada anak dan cara mencegahnya menurut Dokter Spesialis Anak.

ORBITINDONESIA.COM- Tahukah BUnda, Stunting adalah kondisi perawakan pendek di mana panjang atau tinggi badan anak menurut usianya kurang dari -2.00 standar deviasi berdasarkan jenis kelamin yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi kronis dan berulang.

Ternyata Stunting merupakan masalah utama di malnutrisi anak, jadi ada 150 juta anak di usia balita yang mengalami stunting.

Dokter spesialis anak dr. Galih Herlambang, Sp.A menjelaskan penyebab dari timbulnya risiko stunting pada anak dan kiat untuk mencegah gangguan pertumbuhan tersebut.

Baca Juga: Mom, Inilah Tips Mudah dan Tetap Sehat Siapkan Bekal untuk Anak Ala Ahli Gizi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting berkaitan dengan faktor kemiskinan, buruknya gizi dan kesehatan ibu hamil, penyakit atau infeksi berulang, dan pola asuh atau pemberian makan yang tidak sesuai.

Salah satu penyebab dari kondisi tubuh anak yang memiliki perawakan pendek adalah stunting di mana gangguan tersebut identik dengan postur tubuh yang pendek serta kurus.

"Stunting itu identik dengan pendek kemudian kurus, kalau pendek gemuk kemungkinan besar bukan stunting," ujar dokter spesialis anak dari RS. PKU Muhammadiyah Temanggung itu.

 Baca Juga: Mom, Inilah Cara Mengatasi Anak yang Tidak Suka Makan Sayur

Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Galih Herlambang, Sp.A menyebutkan penyebab risiko stunting pada anak antara lain:

1. Kondisi kesehatan dan nutrisi ibu pada masa kehamilan,

2. Ibu hamil yang menderita anemia,

3. Pola asuh

4. Pemberian makan yang salah,

5. Asupan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak adekuat.

Baca Juga: Mom, Segera Bawa Anak Ke Dokter Jika Demam Disertai Gejala Penyerta

Selain itu, terdapat sejumlah penyakit kronis yang berkontribusi terhadap munculnya stunting antara lain prematuritas atau pertumbuhan janin terhambat, gizi buruk, alergi makanan atau susu sapi, dan kelainan metabolik bawaan.

Stunting memiliki berbagai dampak bagi anak. Mulai dari dampak pada pertumbuhan yaitu perawakan tubuh anak menjadi lebih pendek daripada rata-rata seusianya, berat badan yang kurang, dan komposisi tubuh tidak proporsional.

Baca Juga: Mom, Inilah Anjuran Usia yang Tepat Untuk Anak Mulai Belajar Berenang dan Kenali Manfaatnya

Kemudian terdapat dampak stunting terhadap perkembangan anak, yaitu:

1. Mengganggu atensi atau pelancaran berpikir dan memori,

2. Kecerdasan dan skor IQ lebih rendah,

3. Proses perkembangan terlambat terutama pada usia 1-3 tahun,

4. Masalah psikososial seperti cemas, depresi, serta kurang percaya diri.

Baca Juga: Mom, Ingat Saat Anak Tidak mau Makan Bukan Susu Solusinya

Galih menjelaskan pencegahan stunting dimulai sedini mungkin yaitu dari masa remaja. Remaja perempuan yang sehat dan bahagia akan terhindar dari risiko stunting pada anaknya kelak.

Kemudian, untuk ibu hamil perlu mendapat nutrisi yang optimal dan hindari kehamilan saat mengidap anemia karena akan meningkatkan dua risiko pada bayi yaitu prematuritas dan berat badan lahir yang rendah.

Cara mencegah stunting pada anak menurut Dokter Spesialis Anak, yaitu:

1. pemberian asupan nutrisi berupa inisiasi menyusui dini (IMD),

2. air susu ibu,

3. dan MPASI untuk bayi dibawah usia dua tahun.

4. untuk balita dianjurkan memberikan asupan nutrisi yang baik dan cukup serta tindakan pencegahan penyakit.

 Baca Juga: Mom, Ini Resep Mudah Sandwich Jamur Tiram Gochujang Ala Chef Putri Mumpuni yang Bisa Ditiru di Rumah

Pemberian nutrisi yang baik dan cukup menjadi penting bagi proses pertumbuhan dan pencegahan stunting pada anak terutama ketika dua tahun pertama kehidupannya.

"Kalau mau memperbaiki anak dengan gangguan pertumbuhan, yang membutuhkan makanan terutama, adalah di dua tahun pertama ketika sudah lebih dari dua tahun akan sulit," kata Galih.

Galih juga menyampaikan sejumlah tindakan penanganan ketika menghadapi stunting yaitu melakukan konsultasi dengan dokter anak untuk mengevaluasi penyebab dan penanganan yang tepat.

Selain itu, anak perlu diberikan imunisasi untuk mencegah infeksi dan penyakit berat, asupan nutrisi atau zat gizi yang tepat dan benar sesuai usia, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.***

Berita Terkait