DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Titik Terang Kasus WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia di Myanmar, Usai Viral Minta Pertolongan ke Jokowi

image
Titik Terang Kasus Perdagangan Manusia di Myanmar, Usai Viral Minta Pertolongan ke Jokowi Lewat Video

ORBITINDONESIA.COM- Viral di media sosial, sebanyak 20 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perdagangan manusia, minta pertolongan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat video.

Kini keluhan 20 WNI yang menjadi korban perdagangan orang di Myanmar ini telah mendapatkan respons serius dari polisi.

Para WNI korban perdagangan manusia mengeluhkan telah dieksploitasi, disekap hingga disiksa.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Viral Didikan Buruk Achiruddin Hasibuan, Biarkan Anaknya Aditya Hasibuan Menyetir Mobil Sendiri Sejak SMP

Kabar tersebut beredar dalam unggahan di Instagram BebaskanKami yang memperlihatkan sejumlah orang berada di dalam suatu ruangan yang diduga menjadi korban perdagangan orang.

Menanggapi hal tersebut, Polri menyatakan sudah berkoordinasi dengan kementerian terkait dan melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus TPPO tersebut.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

“Kami sudah langsung koordinasi dengan kementerian terkait serta melakukan penyelidikan terkait TPPO,” ujar Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro dalam keterangannya, Jumat 28 April 2023.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga Inggris Pekan ke 34: Perebutan Gelar Juara Musim 2022-2023 Kian Panas

Djuhandhani menjelaskan, tindak lanjut dari kepolisian dalam penyelidikan kasus tersebut yakni berkoordinasi dengan pihak Direktorat Jenderal Imigrasi.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Selain itu kepolisian juga berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar.

Video berdurasi 26 detik yang diunggah akun Twitter @Heraloebs menunjukkan satu per satu WNI korban perdagangan manusia, minta pertolongan ke Jokowi.

Baca Juga: Indonesia dan 18 Negara Lain Akan Gabung ke BRICS, Apa Implikasi Strategisnya

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Dalam video, dengan wajah lesu, aik laki laki dan perempuan, tampak minta pertolongan ke Jokowi, untuk dipulangkan ke Tanah Air.

"Tolong Pak Jokowi, pulangkan kami," ujar masing masing orang dalam video tersebut secara bergiliran.

Sementara itu, dari keterangan akun @Heraloebs, keluarga ke-20 WNI telah melaporkan kasus ini ke pemerintah dengan didampingi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) pada 31 Maret 2023 lalu.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Namun, hingga saat ini, keluarga korban mengaku belum ada kejelasan progres dari pemerintah.

"Sindikat perdagangan manusia di Indonesia terbilang besar , agen-agen perekrutnya banyak," tulis akun tersebut dikutip Orbit Indonesia, Jumat 28 April 2023.

"Mohon atensinya pak @mohmahfudmd jangankan 20 satu nyawa Pun harus dilindungi karena itu harga diri pak @jokowi dan harga diri Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Sebanyak 20 WNI tersebut, disebut Tertipu Jobscam.

"Mereka mengaku disekap, disiksa dan dipaksa bekerja sebagai scammer," tulisnya.

Tak hanya itu, bagi mereka yang ingin pulang, dimintai tebusan sebanyak Rp200 juta per kepala.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Salah seorang saudara korban penyekapan, Rosa, 37, menceritakan jika para korban ini sebelumnya diberangkatkan untuk bekerja di Thailand.

Namun faktanya, korban justru dibawa ke Myanmar dan bekerja dengan tidak layak

Ketika perjalanan dan setibanya di Bangkok, 20 orang WNI termasuk suami Ema itu langsung dibawa ke perbatasan Thailand dan Myanmar.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

"Mereka dibawa pergi dengan kawalan dua orang bersenjata," tulisnya.

Di tempat terpencil yang ditak diketahui lokasi pastinya itu, mereka dipaksa bekerja mulai dari pukul 20.00 malam hingga pukul 13.00 siang

Tugas mereka adalah mencari kontak-kontak sasaran untuk ditipu melalui website atau aplikasi Crypto sesuai dengan target perusahaan.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

"Apabila target tersebut tak tercapai, mereka akan dihukum secara fisik," katanya.***

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News

 

Berita Terkait