DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Terkait Perubahan Iklim, IKN Nusantara di Kalimantan Timur adalah Model Kota Masa Depan

image
Ilustrasi IKN (Dok Instagram @nyoman_nuarta

ORBITINDONESIA - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur menjadi momen bagi Indonesia untuk lebih dikenal dunia. Hal itu karena konsep pembangunan kotanya berupa ekonomi sirkular atau circular economy.

Ini menjadi tren pembangunan kota masa depan karena terkait dengan perubahan iklim. Harapannya, konsep pembangunan economi sirkular di IKN ini tertular ke banyak kota lainnya di tanah air, sehingga Indonesia makin dikenal di dunia.

Hal itu diucapkan Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam, dalam diskusi virtual "Menyongsong Ibu Kota Negara (IKN) Circular," yang digelar Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, 28 Juli 2022.

 Baca Juga: Inilah Dasar Hukum Penerbitan SIM Internasional saat Ini, Berlaku di 92 Negara

Medrilzam menjelaskan, konsep ekonomi sirkular menjadi sangat penting dalam pembangunan kota. Ini karena 80 persen emisi global itu bersumber dari akitivitas ekonomi di kota. Kota juga merupakan penyumbang sampah dan polusi terbesar di dunia.

Makanya, lanjut Medrilzam, IKN Nusantara dikembangkan dengan konsep ekonomi sirkular agar menjadi kota yang berkelanjutan, sehat, produktif, efisien, inovatif dan ramah, sesuai dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo sendiri.

Konsep ekonomi sirkular, tambah Medrilzam, terus berkembang, bukan hanya terkait dengan sampah, tetapi cakupannya luas.

Termasuk bagaimana mengurangi penggunaan sumber daya alam (SDA). Menggunakan barang yang sama dalam jangka waktu yang lama dalam satu siklus produksi.

 Baca Juga: Penerapan Konsep Ekonomi Sirkular di IKN Nusantara

Di dunia memang belum ada negara yang 100 persen menggunakan konsep sirkular. Tetapi di Inggris dan Finlandia sudah ada kota yang menerapkannya.

Pembangunan kota dengan konsep sirkular ekonomi ini akan menjadi tren ke depan karena berkaitan dengan upaya mengatasi perubahan iklim. “Juga menyangkut upaya menjaga keanekaragaman hayati,” tuturnya.

Ketua Komite Komunikasi, Media dan Penghargaan PII, Lucia Karina meminta agar pembangunan di IKN harus menggunakan sumber daya energi yang berkelanjutan.

Terlebih lagi di Kalimantan Timur ada banyak potensi sumber daya energi baru dan terbarukan, sehingga harus dimanfaatkan.

 Baca Juga: Berapa Lama Masa Berlaku SIM Internasional? Ternyata Berbeda dengan SIM yang Lain

Lucia juga meminta agar pemerintah membangun infrastruktur persampahan, bukan hanya infrastrukturnya tetapi membangun manajemen di antara rantai pasok tersebut.

“Misalnya baja-baja itu kita koneksikan dengan industri, begitu juga tekstil, ada tukang tadahnya. Nilai ekonominya luar biasa, kalau kita lihat yang dilakukan India dan China, mereka lakukan itu,” ucap Lucia.

Pemerintah juga, lanjut Lucia, harus memberi kemudahan dalam bentuk fiskal agar industri mau menciptakan ekosistem bisnisnya, membangun rantai pasoknya.

Dalam kesempatan yang sama, Southheast Asia Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Faela Sufa berharap agar pembangunan IKN harus benar-benar mengurangi polusi.

 Baca Juga: 3 Anggota Sindikat Ini Sering Belanjakan Uang Palsu di Pasar Tradisional dan Warung Kelontong

Sufa lantas menyoroti tingginya kontribusi kendaraan bermotor di tanah air terhadap pencemaran udara.

“Di IKN harus kurangi kendaraan bermotor. Apalagi konsepnya di sana mikro mobility. Saya lihat itu yang masih kurang saat ini. Padahal, mestinya utamakan jalur untuk pejalan kaki, sepeda. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi. Untuk kendaraan bermotor khusus untuk kalangan tertentu saja," pungkasnya.

Sementara untuk menciptakan kondisi kota zero carbo, menurut Sufa, IKN Nusantara harus langsung menerapkan sistem elektrifikasi transportasi publik dan sistem transportasi yang terintegrasi. Terutama agar bisa terintegrasi dengan tata guna lahan.***

 

 

 

Berita Terkait