DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Lebih Dekat dengan Orangutan, Rekomendasi Cagar Alam di Kalimantan yang Menjadi Habitat bagi Orangutan

image
Rekomendasi wisata Taman Nasional habitat Orangutan di Kalimantan

 

ORBITINDONESIA.COM - Orangutan merupakan salah satu hewan endemik Indonesia yang habitatnya tersebar di hampir seluruh hutan Sumatera Utara dan Kalimantan.

Kehadiran Orangutan di hutan-hutan Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk kelestarian dan regenerasi ekosistem yang ada di hutan tersebut.

Karena, Orangutan memiliki kebiasaan untuk yaitu sebagai penebar biji. Dimana, mereka akan membuang biji dari buah yang mereka makan ke tanah yang kemudian menghasilkan pohon baru.

Baca Juga: Akhir Kisah Kasus Dua Bayi Tertukar di Bogor, Kini Jadi Anak Angkat Polisi

Nama Orangutan sendiri diambil dari dua bahasa melayu yaitu orang yang berarti manusia dan utan yang berarti hutan.

Jadi, jika diterjemahkan menggunakan bahasa melayu ke bahasa Indonesia, Orangutan merupakan manusia yang tinggal di dalam hutan.

Penamaaan ini tidak serta merta timbul begitu saja melainkan sudah melalui proses panjang dan penelitian yang dilakukan sebelumnya.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Kembali Terjadi di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan dan Cepat Dipadamkan

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Orangutan dan manusia memang memiliki hubungan kerabat yang sangat dekat.

Diketahui bahwa dna yang dimiliki oleh Orangutan memiliki kemiripan sampai 97% dengan dna yang dimiliki oleh manusia pada umumnya.

Hal tersebutlah yang mendorong para peneliti dan pegiat alam menamai hewan tersebut sebagai Orangutan.

Baca Juga: Kekeringan Meluas di Jember, Pasokan Air Bersih dari PMI Diserbu Warga

Namun, walaupun manusia berkerabat dekat dengan Orangutan, mereka memiliki perbedaan signifikan dari segi karakter dan bentuk tubuh.

Orangutan memiliki kepribadian yang sangat individualis dan sering ditemukan hidup menyendiri dalam habitatnya di hutan.

Berbeda dengan manusia yang cenderung memiliki kepribadian sosialis dan hidup berkelompok dengan manusia lain.

Baca Juga: PERTAMA KALI, Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon Gelar PPL di ORBITINDONESIA.COM Begini Keseruannya

Persamaan karakter yang dimiliki oleh Orangutan dan manusia hanyalah fakta bahwa Orangutan adalah hewan yang sangat pandai dan penyayang.

Saat ini Indonesia hanya memiliki tiga spesies Orangutan yaitu Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), Orangutan Sumatera (Pongo abelii), dan Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).

Sebelumnya Indonesia tercatat hanya memiliki dua spesies Orangutan yaitu Pongo pygmaeus, dan Pongo abelii. Baru pada tahun 2017 Pongo tapanuliensis ditemukan.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kalian Harus Nonton Shibuya Incident Arc di Anime Jujutsu Kaisen Season 2: Banyak Plot Twist

Badan Pengelola Situs Dilindungi Dunia (IUCN) kemudian menjadikan Orangutan sebagai hewan yang memiliki status kritis (Critically Endangered/CR).

Pemerintah Indonesia melalui UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya menjadikan Orangutan sebagai satwa yang dilindungi.

Melalui CITES, Perjanjian Internasional bersama IUCN, status Orangutan di Indonesia saat ini adalah Appendix I yang mana menjual atau membeli hewan tersebut adalah ilegal.

Baca Juga: Siapakah Luis Rubiales, Berikut Profil, Klarifikasi, dan Kronologi Pelecehan Seksual Terhadap Jenni Hermoso

Sayangnya perdagangan bayi Orangutan di Indonesia masih sering terjadi karena masyarakat menganggap Orangutan sebagai hama.

Diantara ketiga spesies tersebut, Pongo pygmaeus adalah spesies paling besar dan paling sedikit jumlahnya diantara spesies lain.

Para ilmuwan memperkirakan spesies Pongo pygmaeus di habitat aslinya hanya tersisa sekitar 3.000 hingga 4.500 ekor saja.

Baca Juga: Profil Kim Rowoon, Sosok Pengacara Tampan dalam Drakor Destined With You yang Curi Banyak Perhatian

Hal tersebut harus dijadikan sebagai fokus agar spesies tersebut tidak punah seperti yang terjadi oleh Orangutan Jawa pada masa lalu.

Untuk melindungi Orangutan dari ancaman kepunahan, Pemerintah Indonesia membangun cagar alam yang menampung hewan tersebut.

Cagar alam ini dibuka untuk umum dan pengunjung bisa mendapatkan pengalaman langsung berinteraksi dengan Orangutan di habitatnya.

Baca Juga: Pegadaian Berangkatkan 145 Karyawan Dengan Kinerja Terbaik Berwisata Religi

Berikut adalah rekomendasi cagar alam yang menyediakan pengalaman berinteraksi dengan Orangutan di Kalimantan.

1. Tanjung Puting National Park

Memasuki hutan hujan tropis yang sangat lebat dan anak sungai yang membelahnya melihat ribuan spesies kupu-kupu cantik yang hinggap di antara bunga-bunga di Taman Nasional Tanjung Puting.

Baca Juga: Greenpeace Minta DKI Bikin Kebijakan Zona Emisi Rendah di Jalur Padat, Misalnya Jalan MH Thamrin dan Sudirman

Tidak hanya itu, pengunjung juga berkesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana hewan tropis seperti babi hutan, bekantan, owa, ungka, dan beruang madu hidup di habitatnya.

Serta melihat aktor utama di wilayah tersebut, Orangutan, yang hidup dengan sangat damai bersama kelompok dan hewan lain tanpa harus takut dengan ancaman dari luar.

Taman Nasional Tanjung Puting begitu istimewa tidak hanya karena keindahan alamnya saja, melainkan tempat ini merupakan ibukota Orangutan di seluruh dunia.

 

 

 

 

Baca Juga: Kementerian Hukum dan Hak Asas Manusia Buka Formasi CPNS!

 

 

 

Kawasan ini pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa pada tahun 1935. Baru pada tahun 1982, kawasan ini dijadikan sebagai taman nasional.

Kawasan ini awalnya hanya memiliki luas sebesar 305.000 hektar ketika masih menjadi cagar alam.

Ketika sudah menjadi taman nasional, kawasan ini diperluas lagi menjadi sebesar 415.040 hektar dan menyimpan ratusan spesies hewan dilindungi.

Baca Juga: Ini Dia Hasil Pertemuan Level Menteri Mengenai Catatan dari Kolaborasi Sektor Keuangan dan Kesehatan ASEAN

Taman nasional ini tidak hanya menjadi buruan wisatawan lokal saja melainkan banyak dari wisatawan asing yang juga datang untuk sekedar menikmati langsung interaksi dengan hewan.

Selain itu, UNESCO juga menjadikan taman nasional ini sebagai Jaringan Dunia Cagar Biosfer yaitu kawasan lindung Internasional.

Taman Nasional Tanjung Puting menyimpan hingga 6.000 spesies Orangutan dari total 7.000 spesies Orangutan yang ada di Kalimantan saat ini.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Arsenal Main Imbang, Manchester United Menang Comeback

Tidak heran jika tempat ini disebut sebagai kampung halaman bagi seluruh spesies Orangutan yang ada di seluruh dunia.

Taman Nasional Tanjung Puting berada di Teluk Pulai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

2. Arboretum Nyaru Menteng Rehabilitation Center

Baca Juga: 5 Karakter Kunci Shibuya Incident Arc di Anime Jujutsu Kaisen Season 2, dari Satoru Gojo sampai Suguru Geto

Arboretum Nyaru Menteng merupakan salah satu cagar alam di Kalimantan yang juga menjadi pusat konservasi dan cagar alam bagi ratusan flora dan fauna.

Pada awalnya, kawasan ini merupakan Taman Hutan Raya (TAHURA) yang diresmikan pada tahun 1988 oleh Departemen Kehutanan Kantor Regional Kalimantan Tengah.

Namun, karena semakin rusaknya habitat Orangutan dan berbagai jenis primata lain di Kalimantan membuat kawasan ini dialih fungsikan menjadi cagar alam dan pusat rehabilitasi satwa.

Baca Juga: Bali Garap Wisata Olahraga untuk Genjot Perekonomian

Tujuannya adalah untuk menyelamatkan spesies Orangutan Kalimantan yang jumlahnya kian menipis setiap tahunnya karena perburuan dan kerusakan ekosistem.

Diketahui bahwa setidaknya ada 25 ekor Orangutan yang mati setiap tahunnya di hutan Kalimantan akibat kegiatan tersebut.

Maka dari itu, dibuatlah kawasan cagar alam dan pusat konservasi hewan seperti Arboretum Nyaru Menteng untuk menyelamatkan spesies tersebut dari kepunahan.

Baca Juga: Kesabaran Jadi Kunci Kemenangan Persib Bandung Atas RANS Nusantara FC di Pekan ke 10 BRI Liga 1

Memiliki luas sebesar 65.2 hektar dan berada di ketinggian 20 MDPL, Arboretum Nyaru Menteng berlokasi di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya.

Kawasan ini dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga para pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk untuk datang kesana.

3. Kutai National Park

Baca Juga: Inilah Daftar Para Pemain Destined With You, Drakor Terbaru Netflix dan Ratingnya

Taman Nasional Kutai merupakan hutan rawa dan hutan mangrove yang memiliki tipe vegetasi hutan dataran rendah dengan ketinggian 0-400 MDPL.

Kawasan ini menyimpan lebih dari 1.200 jenis flora endemik Kalimantan seperti ulin (Eusideroxylon zwageri), meranti (Shorea sp), dan kapur (Dryobalanops sp).

Taman Nasional Kutai juga menjadi rumah bagi Pongo Pygmaeus dan juga jenis primata endemik Kalimantan yaitu bekantan (Nasalis larvatus).

Baca Juga: Spoiler Drakor The Uncanny Counter 2 episode 10, Ma Ju Seok akan dikhianati dan dibunuh oleh Pil Gwang

Spesies Orangutan yang ada di kawasan ini berjenis Pongo Pygmaeusmorio yang merupakan jenis subspesies Orangutan Kalimantan yang hanya ditemukan di Kalimantan Timur.

Selain itu, di kawasan ini juga terdapat banteng (bos javanicus), rusa sambar (cervus unicolor), kijang (muntiacus muntjak), kancil (tragulus kanchil), beruang madu (helarctos malayanus), trenggiling (manis javanicus), macan dahan (neofelis diardi), dll.

Kawasan ini juga menjadi rumah bagi 80% spesies burung endemik Kalimantan yaitu sebanyak 380 jenis burung yang tinggal dan berkembang biak di kawasan ini.

Baca Juga: 5 Karakter Kunci Shibuya Incident Arc di Anime Jujutsu Kaisen Season 2, dari Satoru Gojo sampai Suguru Geto

Ada juga puluhan jenis reptil, 25 jenis katak, 195 jenis kupu-kupu, 32 jenis semut, dan ratusan serangga serta satwa lain yang belum terdeteksi.

Perjalanan ke sana akan menjadi pengalaman yang sangat bagus serta bisa menjadi tempat edukasi untuk mengenal lebih dalam tentang satwa endemik Kalimantan.

Taman Nasional Kutai berada di Provinsi Kalimantan Timur dan memiliki 7 pintu masuk yaitu Sangkima, Prevab, Teluk Kaba, Teluk Lombok, Saleba/Bontang Mangrove Park, BPPUTK, dan Goa Teluk Pandan.

Baca Juga: Spoiler Drakor Moving Episode 12 dan 13, Mengejutkan Kim Doo Shik akan membunuh Lee Mi Hyun Benarkah Terjadi

4. Betung Kerihun National Park

Taman Nasional Betung Kerihun merupakan 'surga di perbatasan' karena lokasinya yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

Kawasan ini awalnya merupakan area konservasi alam yang diresmikan oleh Menteri Pertanian pada tahun 1982 dan memiliki luas sebesar 600.000 hektar.

Baca Juga: Kedai Bakmi Dzaka Condet Jakarta Timur Kembali Buka, Penggemar Suka Cita

Sepuluh tahun berselang pada tahun 1992, kawasan ini dialih fungsikan menjadi taman nasional dan luas wilayahnya diperbesar menjadi 800.000 hektar.

Taman Nasional Betung Kerihun juga sudah diajukan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia.

Kawasan ini juga menyimpan keanekaragaman hayati seperti flora langka berjenis Hopea, Dipterocarpus, Myrtaceae, Vatica, Euphorbiaceae, Burseraceae, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Aktivis dan Penyair Rayakan 60 Tahun Wiji Thukul, Koalisi Melawan Lupa: Orang Baik Tidak Pilih Penculik

Ada juga flora endemik Kalimantan seperti Amyxa pluricormis yang menjadi flora unik satu-satunya di dunia dan tidak akan bisa ditemui di negara manapun.

Kawasan ini juga menjadi habitat untuk Pongo Pygmaeus paling besar di dunia yang menyimpan dan mengembang biakan spesies tersebut agar terhindar dari ancaman kepunahan.

Pongo Pygmaeus yang tinggal di habitat ini juga hidup berdampingan dengan hewan endemik lain seperti sambar (Cervus sp), berang-berang (Lutra sumatrana), harimau dahan (muntiacus muntjak), dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Bali Garap Wisata Olahraga untuk Genjot Perekonomian

Kawasan ini bisa dijadikan sebagai tempat untuk berwisata dan belajar tentang alam serta mengenal keanekaragaman hayati yang hidup di Kalimantan.

Taman Nasional Betung Kerihun berlokasi di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.

Itulah rekomendasi taman nasional yang menyediakan pengalaman berinteraksi dengan Orangutan di Kalimantan.

Baca Juga: Prediksi Skor PSM Makassar vs Persis Solo di Pekan ke 10 BRI Liga 1: Plus Link Nonton Streaming

Populasi Orangutan Kalimantan yang semakin menipis setiap tahunnya akibat perburuan dan kerusakan ekosistem harus segera dibenahi sebelum terlambat.

Mari jaga dan lestarikan Orangutan agar generasi yang akan datang tidak hanya bisa melihat mereka dari foto atau video saja.***

Berita Terkait