DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Penjelasan Ilmiah Proses Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida yang akan Terlihat di Indonesia pada 20 April

image
Ilustrasi Gerhana Matahari Hibrida.

ORBITINDONESIA.COM - Gerhana Matahari Hibrida adalah salah satu fenomena alam yang akan terjadi di Indonesia pada penghujung bulan Ramadhan.

Jika sebelumnya di Indonesia pernah terjadi fenomena gerhana bulan atau gerhana matahari, namun Gerhana Matahari Hibrida mempunyai penjelasan ilmiah yang cukup berbeda.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Gerhana Matahari Hibrida yang akan terjadi pada 20 April ini hanya terjadi selama satu abad sekali, sehingga ini merupakan momen yang spesial dan bisa disaksikan oleh warga Indonesia.

Baca Juga: Isu Rose BLACKPINK dan Kang Dong Won Pacaran usai Terciduk Hadir di Acara yang Sama, Bikin Penggemar Penasaran

Dikutip dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam laman resminya, bmkg.go.id, Gerhana Matahari Hidrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat dalam satu garis.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Fenomena ini membuat satu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang dapat teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

Kemudian tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Baca Juga: Jawaban Wulan Guritno saat Attila Syach Tidak Bisa Bertemu dengan Shaloom Razade setelah Bercerai

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Akibat dari fenomena ini ketika suatu tempat mengalami puncak gerhana maka matahari akan terlihat seperti cincin.

Anda dapat melihat Matahari terlihat gelap di bagian tengah namun terang di bagian pinggirnya.

Sementara di tempat lainnya bagian tubuh matahari justru terlihat seperti menutupi keseluruhan badan bulan.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Baca Juga: Inilah 10 Tips Persiapan Rumah Aman ketika Ditinggal Mudik Lebaran Idul Fitri yang Bisa Anda Jalankan

Dari uraian fenomena ini Gerhana Matahari Hibrida memiliki dua tipe yakni Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.

Sedangkan untuk tipe bayangan dari gerhana matahari ini dibagi menjadi tiga yaitu tipe Antumbra, Penumbra, dan Umbra.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Walaupun bisa diamati di Indonesia, fenomena gerhana matahari ini mempunyai durasi yang cukup berbeda-beda selama berada di atas langit.

Baca Juga: Netizen Ramai Kecam Arinal Djunaidi, Airlangga Hartarto Mulai Kena Senggol

Seperti di Biak, fenomena gerhana ini bisa Anda saksikan selama kurun waktu 3 jam 5 menit dengan kontak awal hingga berakhir dengan fase selama 58 detik.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Lalu di Jakarta, gerhana Matahari hibrida bisa disaksikan dengan jangka waktu selama 2 jam 37 menit.

Sebelumnya fenomena gerhana Matahari juga pernah terjadi beberapa waktu di Indonesia dan menarik perhatian masyarakat.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris Malam Tadi: MU Makin Gacor, Arsenal Terancam Terjungkal

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Seperti gerhana Matahari cincin pernah terjadi di Indonesia pada 22 Agustus 1998, waktu itu gerhana ini dapat dilihat di Sumatera Utara dan Riau.

Sedangkan pada waktu gerhana matahari cincin yang terjadi pada 16 Februari 1999 hanya dapat dilihat di Kota Kupang.

Lalu pada 26 Januari 2009 gerhana matahari cincin bisa dilihat pada berbagai lokasi di Indonesia seperti Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Tengah.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: MUDIK, Sebuah Perjalanan Rindu

Gerhana Matahari cincin terakhir kali terjadi pada 10 Mei 2013 dapat dilihat di Kota Yogyakarta hanya dengan durasi 3 menit.

Gerhana Matahari Hibrida kali ini disebut dapat dilihat di semua wilayah Indonesia dan tetap harus menggunakan kacamata gerhana untuk melihat fenomena alam ini.***

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait