DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Guerre, Cerita Perang Karya Louis Ferdinand Celine yang Hilang

image
Guerre karya Louis Ferdinand Celine

ORBITINDONESIA - Louis Ferdinand Celine, tokoh yang namanya tidak bisa lepas dari keterlibatannya dengan Nazi, menulis sebuah autobiografi berjudul Guerre (perang).

Namun, tulisan Louis Ferdinand Celine tersebut kemudian hilang dan ini menjadi kehilangan yang diratapinya, bahkan menjelang kematiannya pada 1961.

Lalu, bagaimana bisa manuskrip hilang tersebut tiba-tiba muncul di toko buku pada awal Mei tahun ini? Galeri Gillimard tiba-tiba menampilkan buku tulisan tangan setebal 150 halaman milik Louis Ferdinand Celine dalam pamerannya dan menerbitkannya.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Pelatih Thomas Tuchel Protes ke Wasit, Chelsea Ditahan Imbang Tottenham Hotspur di Stamford Bridge

Buku itu dicetak sebanyak 80.000 eksemplar. Dikutip dari Servelatech, meskipun hasil tulisan tangan yang masih belum sempurna, Antonie Gillimard selaku penerbit menyampaikan, “Saya yakin karya ini diselesaikan dengan teliti”.

Tidak menutup kemungkinan pula bahwa karya ini akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris ataupun bahasa-bahasa lainnya.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Di balik penerbitan itu, ternyata sebelumnya, sosok Jeanne Pierre Thibodet lah, seorang mantan jurnalis, yang secara ajaib menemukan manuskrip-manuskrip milik Celine. “Keajaiban” menjadi gambaran tersendiri untuk Guerre.

Awalnya, manuskrip-manuskrip tersebut disita oleh petugas perlawanan. Menghilang selama puluhan tahun, dan tak ada angin atau pun hujan, Pierre muncul dengan buku itu dan menyerahkannya kepada keturunan Celine.

Baca Juga: Menang Melawan Persis Solo, Pendukung Sanjung Persita Tangerang

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Tulisan Celine tentang pengalaman perangnya ini kemungkinan ditulis pada 1934.

Perang menghancurkan, merusak, hingga membunuh banyak hal. Perang pun telah melukai lengan Celine dan membuat pendengarannya mengalami kerusakan parah.

Celine telah memberi pertanda dalam buku sebelumnya yang berjudul Journey to the End of the Night.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Terlepas dari posisinya yang dianggap pro-Nazi, di sini Celine membawa pesan anti-perang. Meskipun ditulis saat dirinya masih di sekolah, buku ini adalah karyanya yang paling terkenal.

Baca Juga: Karyawati Alfamart Minta Maaf karena Rekam Aksi Ibu Mencuri Coklat, Kok Bisa?

Setelah kengerian perang yang dia lalui,  laki-laki yang lahir di Perancis pada 27 Mei 1894 ini kemudian menjadi dokter dan aktif menulis.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Melalui karya-karyanya, Celine disebut sebagai salah satu penulis yang berpengaruh bagi kesusastraan Prancis abad ke-20.

Dia mengembangkan gaya penulisannya sehingga dianggap memodernkan sastra Prancis dan mempengaruhi banyak tokoh-tokoh sastra.

Jika dalam Journey to the End of the Night Celine menyampaikan sikap anti-perangnya, dalam Guerre, ia menceritakan pengalamannya menghadapi Perang Dunia I.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: Hanya Bermodal KASIH SAYANG, KESUKSESAN dan KEKAYAAN akan Mengkuti, Ini Bukti Filosofinya

Salah satu kutipannya adalah “Saya menangkap perang di kepala saya. Perang itu terkunci di kepala saya.”

Selain Gurre, ia juga telah menulis trilogi yang terdiri dari D’un Chateau l’autre (Kastil ke Kastil) tahun 1957, Nord (Utara) tahun 1960, dan Rigodon (Rigodoon) pada 1969. Di sini, Celine lebih menceritakan tentang Perang Dunia II.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Meskipun begitu, keterlibatannya dalam perang membuat sosoknya kontroversial. Banyak yang menerimanya, tapi ada juga yang menolaknya.

Hal ini menjadi salah satu penyebab memudarnya nama Celine di dunia kesusatraan. Setelah beberapa puluh tahun kemudian barulah dia dianggap sebagai penulis terampil yang berbakat.

Judul Buku      : Guerre

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Penulis           : Louis Ferdinand Celine

Penerbit         : Gillimard

Tahun Terbit  : 2022

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

 

Sumber: Aplikasi Buku Pintar AHA

Peringkas: Hana Hanifah

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Editor: Satrio Arismunandar

 

Berita Terkait