DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Simak Sejarah Hari Istiqlal yang Diperingati 22 Februari 2023 dan Cerita Penentuan Lokasi Masjid

image
Masjid Istiqlal dilihat dari udara. Tepat hari ini, 22 Februari 2023 diperingati sebagai Hari Istiqlal.

ORBITINDONESIA - Tidak banyak orang tahu bahwa tepat hari ini, Rabu, 22 Februari 2023 merupakan Hari Istiqlal 2023.

Hari Istiqlal merupakan salah satu momen yang diperingati secara nasional setiap tanggal 22 Februari.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Hari Istiqlal diperingati untuk mengenang sejarah berdirinya Masjid Istiqlal di Jakarta pada 22 Februari 1978 silam.

Baca Juga: Dok! Upaya Banding Doni Salmanan Justru Memperberat Hukuman, dari 4 Jadi 8 Tahun Penjara, Inilah Alasan Hakim

Hingga saat ini, Masjid Istiqlal mwrupakan masjid terbesar di Indonesia sekaligus di kawasan Asia Tenggara (Asteng).

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Masjid Istiqlal juga tercatat sebagai masjid terbesar ke-6 di dunia.

Meski didirikan sebagai tempat ibadah umat Islam di Indonesia, namun Masjid Istiqlal ini sebagai simbol dan kebanggaan bangsa Indonesia setelah merdeka dari belenggu penjajahan.

Baca Juga: Kasus Clara Shinta, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran Geram dengan Tingkah Debt Collector: Darah Saya Mendidih

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Sejarah Pembangunan Masjid Istiqlal

Dilansir dari laman resmi Masjid Istiqlal, Rabu, 22 Februari 2023, impian membangun sebuah masjid yang dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sebenarnya sudah ada setelah Indonesia merdeka pada 1945.

KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama dan beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim, selaku Menteri Agama RI pertama bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak Tidak Bergantung Makan Nasi, Inilah 4 Provinsi di Indonesia yang Sudah Terbiasa Makan Millet

Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Ir. Soekarno.

Ternyata usulan tersebut mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari Presiden Ir. Soekarno.

Pada tahun 1954 H. Tjokroaminoto diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal, dan juga menjadi ketua dewan juri untuk menilai sayembara maket Istiqlal.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: Shin Tae yong: Marselino Ferdinan Tidak Akan Ikut ke Uzbekistan

Penentuan lokasi Masjid sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI.

Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu di sekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung.

Baca Juga: Mengundurkan Diri sebagai Wakil Bupati Indramayu, Ini Fasilitas dan Gaji yang Ditinggalkan Lucky Hakim

Selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda.

Karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Baca Juga: Jurgen Klopp Sebut Liverpool Perlu Mode Super Hadapi Real Madrid di Leg II Liga Champions

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, disaksikan oleh ribuan umat Islam.

Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar.

Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan.

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Baca Juga: Ketika Anak Muda Indonesia Kenalkan Millet Sebagai Pengganti Nasi, Sandiaga Uno: Saya Acungi Dua Jempol!

Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif.

Pada masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Kondisi ini memuncak pada tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid terhenti sama sekali.

Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966,

Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Baca Juga: GERAK CEPAT, Erick Thohir Persiapan Bangun Training Center Timnas Indonesia di IKN

Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

17 tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun.

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam.

Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan US$12.000.000.***

Berita Terkait