DECEMBER 9, 2022
Nasional

Survei EPI Center: Gerindra Menyalip PDIP, PSI Berpeluang Lolos Threshold ke Senayan

image
Grafik survei elektabilitas partai politik versi Economics & Political Insight (EPI) Center. Gerindra di posisi teratas, di atas PDIP. ANTARA/HO-EPI Center

ORBITINDONESIA.COM - Partai Gerindra boleh berbangga. Survei Economics & Political Insight (EPI) Center menunjukkan, Gerindra menjadi partai politik dengan elektabilitas tertinggi dengan dukungan 18,9 persen.

EPI Center menambahkan, posisi Gerindra dibuntuti di urutan ke-2 oleh PDI Perjuangan (PDIP) dengan dukungan 16,4 persen.

Selain mengangkat posisi Gerindra, EPI Center memprediksi peta kontestasi partai politik akan berlangsung dinamis dan Senayan diperkirakan akan kedatangan pendatang baru, yaitu PSI (Partai Solidaritas Indonesia).

Baca Juga: Netizen Pendukung Kubu Ganjar dan Anies Kompak Serang Politikus Gerindra Andre Rosiade, Ini Penyebabnya

Elektabilitas PSI menembus 4,2 persen, atau telah melewati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.

“Gerindra diproyeksikan bakal memenangkan Pemilu 2024 sekaligus mengalahkan dominasi PDIP, serta munculnya pendatang baru di Senayan di mana elektabilitas PSI menembus 4,2 persen,” kata peneliti EPI Center Mursalin dalam keterangan tertulis yang diterima Antara Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2024.

Menurut Mursalin, potensi kemenangan Gerindra berkaitan erat dengan peta kontestasi Pilpres 2024.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

“Dukungan yang diberikan Presiden Jokowi kepada Prabowo-Gibran mengungkit elektabilitas Gerindra sebagai partai pengusung utamanya,” ujar Mursalin.

Hal ini sekaligus membuktikan kuatnya faktor Jokowi dalam menaikkan elektabilitas partai yang didukungnya. Pada Pemilu 2014 dan 2019, perolehan suara PDIP terjaga pada kisaran mendekati 20 persen, naik dari Pemilu 2009 yang hanya berkisar 14 persen.

Sebaliknya dengan Gerindra, di mana Jokowi menjadi rival Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019, perolehan suaranya hanya berkisar 11-12 persen.

Baca Juga: Polling Institute: Elektabilitas Gerindra Salip PDIP

Perolehan suara PDIP terancam tergerus, di mana kantong-kantong suara PDIP menjadi lahan garapan Prabowo-Gibran.

“Terakhir, hengkangnya Maruarar Sirait yang merupakan putera tokoh pendiri PDIP memperkuat fenomena pergeseran pemilih,” lanjut Mursalin.

Besarnya faktor Jokowi juga tampak dalam lonjakan elektabilitas PSI, setelah sebelumnya partai baru pada Pemilu 2019 itu gagal menembus Senayan. Kenaikan itu terjadi setelah Kaesang Pangarep, salah satu putera Jokowi, menjadi ketua umum PSI.

Baca Juga: Hendri Satrio: PDI Perjuangan, Gerindra, dan PKB Berpotensi Jadi Tiga Besar di Pemilu 2024

Jokowi yang ingin memastikan keberlanjutan program-programnya usai menjabat dua periode merasa perlu tetap mempengaruhi aktor-aktor pemilu.

Selain Gibran yang didapuk sebagai cawapres Prabowo, pengaruh Jokowi pada partai juga masuk melalui Kaesang.

PSI sendiri sejak awal memposisikan diri sebagai pendukung kuat kepemimpinan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Survei LSI: PDI Perjuangan Terkuat di Jawa Timur, Disusul PKB dan Gerindra

“PSI bahkan mengembangkan ideologi Jokowisme yang diartikan sebagai kemajuan Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi,” terang Mursalin.

Masuknya PSI sebagai pendatang baru di Senayan berbanding terbalik dengan nasib PPP yang berdasarkan survei EPI Center elektabilitasnya hanya sebesar 2,7 persen.

Survei Economics & Political Insight (EPI) Center dilakukan pada 9-15 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Survei IndexPolitica: Elektabilitas Gerindra 15,29 Persen, Tertinggi di Atas PDIP dan Golkar

Berikut hasil lengkap elektabilitas partai-partai politik versi EPI Center: Gerindra 18,9 persen, PDIP 16,4 persen, Golkar 10,5 persen, PKB 7,3 persen, Demokrat 5,6 persen dan PKS 5,2 persen.

Selanjutnya Nasdem 4,8 persen, PAN 4,6 persen, PSI 4,2 persen, PPP 2,7 persen, Perindo 1,5 persen, Hanura 0,6 persen, Gelora 0,4 persen, Ummat 0,3 persen, PBB 0,3 persen, Garuda 0,2 persen, PKN 0,1 persen, dan Buruh 0,0 persen. Sedangkan responden yang menyatakan Tidak tahu/tidak jawab sebesar 16,5 persen.***

Sumber: Antara

Berita Terkait