DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Bagaimana Perempuan Mengatasi Kekerasan Dalam Suatu Hubungan

image
Ilustrasi - Perempuan mengatasi masalah kekerasan dalam suatu hubungan (foto: koleksi pribadi)

ORBITINDONESIA.COM - Menangani kekerasan dalam suatu hubungan merupakan permasalahan yang kompleks dan menantang bagi siapa pun, termasuk kaum perempuan.

Tidak ada pendekatan seragam yang bisa diterapkan untuk semua orang atau perempuan, karena tanggapannya berbeda-beda tergantung pada keadaan individu, konteks budaya, jaringan dukungan, dan sumber daya yang tersedia.

Namun, berikut beberapa cara umum yang mungkin dilakukan perempuan dalam menghadapi kekerasan dalam hubungan:

Baca Juga: Mewaspadai Ujaran Kebencian Dalam Politik yang Bisa Menghasut Kekerasan

Mencari Dukungan: Banyak wanita beralih ke teman, anggota keluarga, atau kelompok dukungan untuk mendapatkan dukungan dan bimbingan emosional.

Berbagi pengalaman dengan individu tepercaya dapat memberikan validasi, kenyamanan, dan perspektif.

Bantuan Profesional: Mencari bantuan dari konselor, terapis, atau pekerja sosial dapat menjadi hal yang penting dalam mengatasi dampak emosional dan psikologis dari kekerasan.

Baca Juga: Ganjar Berduka Relawannya di Jawa Tengah Meninggal Karena Kekerasan

Para profesional ini dapat menawarkan strategi penanggulangan, perencanaan keselamatan, dan rujukan ke sumber daya tambahan.

Perlindungan Hukum: Beberapa perempuan mungkin mencari perlindungan hukum melalui perintah penahanan, layanan bantuan hukum, atau intervensi penegakan hukum untuk memastikan keselamatan mereka dan meminta pertanggungjawaban pelaku atas tindakan mereka.

Perencanaan Keselamatan: Membuat rencana keselamatan melibatkan identifikasi potensi risiko, menetapkan ruang aman, dan mengembangkan strategi untuk keluar dari situasi berbahaya.

Baca Juga: Relawannya Meninggal Akibat Tindakan Kekerasan, Ganjar Pranowo Berduka Cita

Ini mungkin termasuk menghafal informasi kontak darurat, menjaga keamanan dokumen penting, dan membuat kata-kata kode dengan individu yang dipercaya.

Sumber Daya Komunitas: Perempuan dapat mengakses sumber daya komunitas seperti tempat penampungan, hotline krisis, dan organisasi advokasi yang khusus mendukung penyintas kekerasan dalam rumah tangga.

Sumber daya ini dapat menawarkan tempat tinggal sementara, bantuan keuangan, advokasi hukum, dan layanan konseling.

Baca Juga: TPN Ganjar-Mahfud Minta Komnas HAM Keluarkan Surat Perlindungan kepada Relawan Korban Kekerasan Oknum Anggota TNI di Boyolali

Perawatan Diri: Melakukan praktik perawatan diri seperti olahraga, meditasi, menulis jurnal, atau ekspresi kreatif dapat membantu wanita mengelola stres, membangun ketahanan, dan mendapatkan kembali kendali atas hidup mereka.

Mendidik Orang Lain: Beberapa perempuan memilih untuk mengungkapkan pengalaman mereka untuk meningkatkan kesadaran, menentang norma-norma masyarakat, dan mengadvokasi perubahan kebijakan yang mengatasi akar penyebab kekerasan dalam rumah tangga.

Mengakhiri Hubungan: Pada akhirnya, banyak wanita memutuskan untuk mengakhiri hubungan demi memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan mereka.

Baca Juga: Connie Rahakundini Bakrie Sesalkan TNI Tak Koordinasi ke Polisi Terkait Kekerasan Pada Relawan Ganjar

Keputusan ini bisa jadi sangat sulit dan mungkin melibatkan tantangan logistik, emosional, dan finansial yang signifikan.

Penting untuk menyadari bahwa meninggalkan hubungan yang penuh kekerasan adalah proses yang mungkin memerlukan waktu, perencanaan yang matang, dan dukungan berkelanjutan.

Situasi setiap wanita adalah unik, dan respons yang paling efektif akan bergantung pada kebutuhan dan keadaan masing-masing.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Kekerasan Akan Memecah Belah Bangsa dan Bukan Jalan Menuju Kekuasaan

Mendorong komunikasi terbuka, memberikan dukungan yang tidak menghakimi, dan menghubungkan perempuan dengan sumber daya yang tepat dapat membantu memberdayakan mereka untuk membuat keputusan yang tepat mengenai keselamatan dan masa depan mereka. ***

Sumber: ChatGPT

Berita Terkait