DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Analisis BMKG: Penyeberangan Laut di Pulau Jawa Aman Setelah Gempa Beruntun, Tak Ada Potensi Tsunami

image
Seorang personel Kantor SAR Makassar mengamati kondisi perairan Pulau Selayar, Sulawesi Selatan dari Kapal Negata (KN) SAR Kresna 232. ANTARA/HO- Kantor SAR Banda Aceh

ORBITINDONESIA.COM - Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, aktivitas penyeberangan kapal di Pulau Jawa masih terpantau aman hingga Sabtu, 23 Maret 2024 dini hari, setelah sebelumnya sempat diguncang gempa bumi beruntun.

Sebagian besar daerah di Pulau Jawa merasakan getaran gempa bumi hingga sebanyak 64 kali, yang terbesar bersumber di laut wilayah Kota Tuban, Jawa Timur dan Pulau Bawean, Gresik pada Jumat, 22 Maret 2024 siang hingga malam.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Sabtu, mengatakan, aktivitas penyeberangan laut masih aman lantaran 64 kali rangkaian gempa tektonik dengan kekuatan terbesar 6 - 6,5 magnitudo dan terkecil 2,7 magnitudo itu tidak cukup kuat membuat deformasi dasar laut.

Baca Juga: BMKG: Gempa Guncang Jembrana, Bali Hingga Banyuwangi, Jawa Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

Rangkaian gempa bumi tektonik tersebut dipastikan berjenis gempa dangkal yang terjadi diakibatkan oleh adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa.

Terlebih hasil analisis mekanisme sumber yang dianalisa BMKG, menunjukkan adanya pergerakan geser dalam proses gempa tersebut, dan gempa juga tidak berpotensi tsunami.

"Aman, normal, tidak berpotensi tsunami jadi dengan demikian kami mengimbau masyarakat tidak perlu panik berlebih saat beraktivitas di laut," ujarnya.

Baca Juga: 19.000 Warga Sulawesi Barat Diusulkan Dapat Bantuan Dana Gempa dari Pemerintah Pusat

Sebelumnya, gempa pertama berkekuatan 6 magnitudo berpusat di laut dengan kedalaman 10 kilometer, be?????jarak 132 kilometer timur laut Kota Tuban, pada Jumat siang pukul 11.22 WIB.

Beberapa jam kemudian, atau pada pukul 15.52 WIB gempa kembali terjadi dengan kekuatan yang lebih besar yakni 6,5 magnitudo. Gempa ini berpusat di 126 kilometer dari Kota Tuban, Jawa Timur dan 36 kilometer arah barat Pulau Bawean, Gresik.

Setelah itu terjadi rentetan gempa berkekuatan bervariasi yang lebih kecil. Pusat gempa ini juga terpantau BMKG berpusat di 152 kilometer timur laut Rembang, Jawa Tengah, 153 kilometer barat laut Lamongan, Jawa Timur, 175 kilometer barat laut Surabaya, Jawa Timur, dan 612 kilometer timur laut Jakarta.

Baca Juga: Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto: 14 Bangunan Rusak Akibat Gempa Magnitudo 6,5

Dampak getaran yang ditimbulkan berada pada skala intensitas III, IV - V (MMI) atau bermakna getaran gempa dirasakan oleh semua orang secara nyata di dalam rumah, hingga benda berat bergoyang dan kerusakan ringan pada bangunan.

Getaran gempa itu dirasakan oleh masyarakat di Jawa Tengah (Bawean, Jepara, Kudus, Semarang, Blora, Pekalongan), Jawa Timur (Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang) dan D.I Yogyakarta. Bahkan juga dirasakan beberapa wilayah di Kalimantan Selatan. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait