DECEMBER 9, 2022
Internasional

Menlu Choe Son Hui: Korea Utara Akan Merespons Keras Campur Tangan Jepang, Terkait Isu Penculikan

image
Arsip - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri perayaan di Pyongyang, 8 September 2023. (KCNA via Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM - Korea Utara akan merespons keras campur tangan Jepang terhadap kedaulatannya, kata Menteri Luar Negeri Korut pada Jumat, 29 Maret 2024, seperti dilansir oleh kantor berita resmi KCNA. Demikian kata Menlu Choe Son Hui. 

"DPRK akan selalu menanggapi dengan keras kelakuan Jepang yang mencampuri kedaulatannya," kata Choe Son Hui, merujuk pada Korea Utara dengan singkatan resminya.

Choe Son Hui mengulangi pernyataan Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang mengesampingkan pertemuan puncak antara Kim dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Waspadai Potensi Provokasi Korea Utara Jelang Pemilu April

Pertemuan itu mencoba menyelesaikan sengketa puluhan tahun tentang warga Jepang yang diduga diculik oleh Pemerintah Korea Utara.

"Dialog DPRK-Jepang bukan hal penting bagi DPRK," kata Choe Son Hui, seraya menambahkan bahwa pemerintahnya akan mencegah upaya Jepang untuk melakukan kontak.

Dia mengatakan  tidak bisa memahami Kishida, yang terus mengangkat isu penculikan tersebut dengan pemimpin Korut.

Baca Juga: Pimpin Latihan Militer, Kim Jong Un: Korea Utara Bersiap Perang

"DPRK tak punya urusan apa pun untuk diselesaikan terkait 'isu penculikan' yang dituduhkan Jepang dan, lagi pula, Korut tak punya tanggung jawab atau keinginan untuk melakukan apa pun terkait hal itu," kata dia.

Tokyo menuduh Pyongyang telah menculik sedikitnya 17 warga Jepang antara dekade 1970-an dan 1980-an.

Pyongyang mengaku pada 2002 bahwa 13 warga Jepang ditahan oleh Korut, tetapi lima di antaranya telah dipulangkan setelah PM Jepang Junichiro Koizumi berkunjung ke Pyongyang.

Baca Juga: Delegasi Rusia Kunjungi Korea Utara di Tengah Hubungan Mereka yang Kian Mesra

Tokyo mengatakan, para korban penculikan yang tersisa masih hidup dan harus dipulangkan ke Jepang. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait