DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Peneliti INDEF Eisha Maghfiruha: Konflik Geopolitik Bisa Tingkatkan Beban Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga

image
Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha menyampaikan paparannya dalam diskusi daring bertajuk “Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global” yang diikuti dari Jakarta, Sabt, 20 April 2024. ANTARA/Uyu Septiyati Liman

ORBITINDONESIA.COM - Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF, Eisha Maghfiruha menyatakan, kurs rupiah yang tinggi akibat konflik geopolitik yang terjadi kini dapat meningkatkan beban pelaku UMKM dan ibu rumah tangga.

“Kurs rupiah terhadap dolar yang meningkat pasti memberikan dampak terhadap biaya pengeluaran yang lebih besar,” ucap Eisha Maghfiruha dalam diskusi daring yang bertajuk “Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global” diikuti dari Jakarta, Sabtu, 20 April 2024.

Eisha Maghfiruha menuturkan, depresiasi rupiah yang terjadi saat ini akibat konflik Iran-Israel memberikan dampak terhadap bertambahnya biaya produksi, sehingga ikut meningkatkan harga produk.

Baca Juga: IPSOS tentang Tren 2024: Metode Jualan Live Shopping Akan Tetap Jadi Primadona UMKM

Terkait hal tersebut, maka ia menilai, kurs yang tinggi dapat membuat pengeluaran para ibu rumah tangga membengkak, akibat naiknya harga bahan pokok yang banyak didapatkan secara impor, misalnya beras dan kacang kedelai.

Selain ibu rumah tangga sebagai konsumen, Eisha menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah yang naik juga memberatkan bagi para pelaku UMKM sebagai produsen, terutama yang menggunakan bahan baku dari luar negeri.

“Kenaikan harga input itu memberikan dampak terhadap biaya produksi,” ujarnya.

Baca Juga: Asosiasi UMKM Indonesia: Konsumen Lebih Suka Belanja Daring Karena Hemat Waktu dan Tenaga

Walaupun secara historis saat krisis moneter Asia pada akhir dekade 90-an UMKM merupakan sektor usaha yang mampu bertahan dan menopang perekonomian nasional, ia menyatakan bahwa kini situasinya berbeda.

Menurutnya, dahulu UMKM lebih banyak menggunakan sumber daya lokal. Namun kini transaksi dagang semakin terbuka sehingga banyak UMKM yang menggunakan bahan baku impor atau bahkan menjadi reseller produk-produk dari luar negeri.

“Kalau memang (produsen) tidak bisa menahan beban produksi, ya mau tidak mau harus dibebankan kepada harga produk yang lebih tinggi,” kata Eisha.

Baca Juga: Bank BRI Bangun Gedung Pengembangan UMKM di Ibu Kota Negara Nusantara: Diresmikan Jokowi

Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) ke Israel pada 13 April.

Pada Jumat, 19 April 2024 dini hari waktu setempat, Israel meluncurkan rudal yang diduga menyasar pangkalan udara dekat Kota Isfahan, Iran.

Baca Juga: Pemkab Kutai Kartanegara: Pesta Laut Pesisir Nusantara 2024 Berdayakan Ekonomi Masyarakat Lewat UMKM

Pada penutupan perdagangan Jumat sore, kurs rupiah ditutup meningkat 81 poin atau 0,50 persen menjadi Rp16.260 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait