Pedagang Kaki Lima di Pasar Induk Kramatjati Jakarta Timur Keluhkan Pungutan Liar Oleh Preman Berkedok Ormas

ORBITINDONESIA.COM - Pedagang kaki lima Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur mengeluhkan sepak terjang preman berkedok organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang menjalankan pugutan liar kepada mereka.

Salah seorang pedagang kaki lima (PKL) bernama Karsidi (46) mengatakan, dia dan pedagang lainnya harus membayar uang jago per bulannya kepada preman.

"Setiap bulan itu harus membayar Rp1 juta, tapi nanti setiap hari harus bayar juga uang harian Rp20 ribu. Kalau tidak setor ya ga bakal boleh jualan di sini," kata Karsidi di Jakarta Timur, Rabu.

"Kalau dihitung, satu pedagang bayar Rp1,6 juta, itu nanti dikalikan 150 pedagang. Kalau ditotal dalam satu bulan berarti uang Rp225 juta masuk ke kantong mereka sendiri. Padahal ini lahan kan milik pemerintah daerah," ujar Karsidi.

Karsidi mengaku, pungutan itu sudah berlangsung puluhan tahun lalu sejak dia belum berjualan.

"Kalau ada yang melarang, Ormasnya pasti langsung turun. Bahkan, beberapa hari lalu kepala sekuriti Pasar Induk Kramat Jati hampir dipukuli.”

Pedagang resmi di dalam pasar yang membayar uang retribusi ke Perumda Pasar Jaya juga keberatan dengan keberadaan PKL yang mengganggu.

Salah satu pedagang Pasar Induk Kramatjati, Riki (51 tahun) menyebutkan, keberadaan PKL itu sudah memenuhi pintu masuk sejak puluhan tahun lalu.

Mereka bebas berjualan dan tidak bisa ditertibkan karena ada dugaan perlindungan oknum Ormas.

"Kami berharap revitalisasi dan penataan segera dilanjutkan dan ketika sudah rapi pasti akan lebih banyak lagi pembeli yang datang," kata Riki.

Riki berharap kepolisian bisa langsung turun ke lapangan untuk menangkap oknum Ormas yang selama ini meresahkan pedagang.***