Gen Z dan Transformasi Tempat Kerja: Tantangan dan Peluang

ORBITINDONESIA.COM – Generasi Z menuntut fleksibilitas kerja dan keseimbangan hidup, memaksa perusahaan mengubah paradigma tradisional. Ketika perusahaan seperti Spotify dan Deloitte menyesuaikan diri, hasilnya adalah retensi meningkat dan inovasi berkembang.

Gen Z, yang lahir antara 1997 dan 2012, kini mendominasi hampir 30% tenaga kerja OECD. Mereka mengubah cara pandang terhadap produktivitas dan budaya perusahaan. Perusahaan yang gagal beradaptasi menghadapi risiko kehilangan talenta dan penurunan produktivitas.

Studi Deloitte 2024 menemukan 65.5% Gen Z mengharapkan kenaikan gaji setiap enam bulan. Di sisi lain, 60% dari mereka menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas utama. Google dan SAP merespons dengan memberikan tunjangan terapi, yang terbukti mengurangi absensi dan burnout.

Gen Z menuntut lebih dari sekadar gaji; mereka mencari makna dan kesehatan mental. Ini bukan sekadar tren, tetapi transformasi yang memerlukan perhatian serius dari para eksekutif. Menyediakan lingkungan kerja yang fleksibel dan mendukung adalah investasi yang akan menghasilkan dividen jangka panjang.

Masa depan tempat kerja ditulis ulang oleh Gen Z. Para pemenang adalah mereka yang memeluk perubahan ini sebagai peluang, bukan ancaman. Apakah organisasi Anda siap menghadapi tantangan ini dan memanfaatkan potensi yang ditawarkan oleh generasi ini?

(Orbit dari berbagai sumber, 30 Agustus 2025)