Menduga Ada Kecurangan Seleksi Jabatan di BUMD, Mahasiswa Geruduk Kantor Wali Kota Tangerang Selatan

ORBITINDONESIA.COM - Solidaritas Mahasiswa Demokrasi Tangerang (SOMASI) turun ke jalan dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Tangerang Selatan pada Rabu, 17 September 2025. 

Aksi ini merupakan bentuk kemarahan publik atas dugaan kecurangan yang mencederai proses seleksi jabatan strategis di tubuh BUMD milik Pemkot Tangsel, yaitu PT. Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PT. PITS).

Dalam seleksi tersebut, salah satu peserta berinisial SS diduga kuat memberikan keterangan tidak benar dengan menyembunyikan statusnya sebagai Direktur di PT. GCS. Padahal, keterbukaan dan kejujuran merupakan syarat mutlak dalam proses seleksi pejabat publik. Fakta ini tidak hanya mencerminkan kelalaian, namun juga potensi manipulasi yang merugikan kepentingan rakyat.

Ironinya, laporan resmi yang telah dilayangkan oleh mahasiswa itu sejak 20 Agustus 2025 tak mendapat respon apapun dari Ketua Panitia Seleksi, yang tak lain adalah Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan.

Diamnya Sekda dianggap mahasiswa sebagai bentuk pembiaran terhadap praktek curang yang mencoreng prinsip good governance dan transparansi publik.

Dalam aksinya, massa Solidaritas Mahasiswa Demokrasi Tangerang membawa tiga tuntutan rakyat diantaranya: Wali Kota harus segera mengganti seluruh Panitia Seleksi jabatan Direktur Umum, Direktur Operasional, dan Komisaris PT. PITS karena telah gagal menjaga integritas proses seleksi.

Mulai dari seleksi administrasi hingga uji kelayakan dan kepatutan semuanya harus diulang. Jangan biarkan pejabat yang lolos dengan kebohongan menduduki posisi strategis di BUMD.

Aparat Penegak Hukum harus turun tangan menyelidiki dugaan pelanggaran KUHP akibat penyampaian informasi tidak benar dalam proses seleksi jabatan publik. Ini bukan sekadar pelanggaran etika, tapi pidana.

Koordinator SOMASI Tangerang, Yanto menegaskan bahwa ini bukan sekadar aksi simbolik. Ini adalah peringatan keras dari generasi muda kepada pemerintah kota Tangsel agar tidak bermain-main dengan proses rekrutmen pejabat publik. Jika suara rakyat terus diabaikan, maka gelombang aksi akan semakin besar dan masif.

“Kami tidak akan diam ketika keadilan diinjak-injak. Kami tidak akan berhenti sampai kebenaran ditegakkan, ini demi marwah konstitusi dan institusi,” kata Yanto saat menutup orasinya.***