Fenomena Mokondo: Kritik Sosial Generasi Digital

ORBITINDONESIA.COM – Istilah mokondo mencuat sebagai kritik tajam terhadap pria dalam hubungan percintaan di media sosial.

Mokondo, singkatan dari modal kelamin doang, menggambarkan pria yang hanya mengandalkan daya tarik fisik tanpa kontribusi berarti. Istilah ini mencerminkan ketidakpuasan generasi muda terhadap dinamika hubungan yang tidak seimbang dan menjadi viral di platform seperti TikTok dan Instagram.

Penggunaan mokondo meningkat drastis, menjadi bagian dari tren bahasa gaul di era digital. Istilah ini digunakan untuk menandai pria yang menghindar dari tanggung jawab finansial dan emosional dalam hubungan. Fenomena ini menunjukkan bagaimana media sosial berperan dalam membentuk dan menyebarluaskan bahasa baru yang mengkritik pola hubungan eksploitatif.

Mokondo menjadi refleksi dari frustrasi terhadap pria yang tidak berinvestasi dalam hubungan. Generasi muda menggunakan istilah ini sebagai alat untuk mengekspresikan kekecewaan dan mendorong diskusi tentang ekspektasi dalam percintaan. Dalam konteks ini, mokondo bukan sekadar bahasa gaul, tetapi juga manifestasi dari tuntutan akan kesetaraan dan kemandirian dalam hubungan.

Fenomena mokondo memberikan pelajaran penting tentang pentingnya keseimbangan dan kontribusi mutual dalam hubungan. Pada akhirnya, apakah istilah ini akan memicu perubahan nyata dalam cara kita menjalani hubungan? Atau akankah ia hanya menjadi tren sesaat di dunia maya? Yang jelas, mokondo telah membantu membuka diskusi yang diperlukan tentang dinamika hubungan modern.

(Orbit dari berbagai sumber, 18 September 2025)