Dampak Budaya Kerja pada Penurunan Angka Kelahiran di China
ORBITINDONESIA.COM – Kondisi menurunnya angka kelahiran di China semakin memprihatinkan, dengan tekanan pekerjaan intensif menjadi salah satu penyebab utama.
China menghadapi tantangan demografis besar dengan angka kelahiran yang terus menurun, meskipun kebijakan kelahiran telah dilonggarkan. Populasi yang menua dan tenaga kerja yang menyusut menambah kompleksitas masalah ini. Kebijakan yang ada belum berhasil meningkatkan tingkat kesuburan secara signifikan.
Penelitian dari Universitas Nankai dan Universitas Teknologi Henan menunjukkan korelasi negatif antara jam kerja yang panjang dengan keinginan memiliki anak. Data dari Studi Panel Keluarga China 2020 memperlihatkan bagaimana lembur dan kerja malam mengganggu keseimbangan kerja-kehidupan. Ini menunjukkan perlunya pergeseran kebijakan yang mengatasi hambatan finansial dan waktu dalam berkeluarga.
Budaya kerja yang menuntut di China tampaknya menjadi penghalang utama dalam perencanaan keluarga. Solusi seperti pengaturan kerja yang fleksibel dan manfaat tempat kerja yang mendukung dapat menjadi langkah positif. Masyarakat perlu menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan kehidupan keluarga untuk membalikkan tren penurunan ini.
Memperbaiki praktik kerja dan kebijakan keluarga mungkin menjadi kunci untuk meningkatkan angka kelahiran di China. Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan di mana vitalitas ekonomi dan pertumbuhan keluarga dapat berjalan berdampingan? Ini adalah pertanyaan yang memerlukan refleksi lebih lanjut dari pembuat kebijakan dan masyarakat.
(Orbit dari berbagai sumber, 27 September 2025)