Krisis Keterlibatan Kerja di Amerika: Solusi dan Tantangan

ORBITINDONESIA.COM – Dalam dunia kerja modern, hanya 35% pekerja Amerika merasa terlibat di tempat kerja mereka, menandakan krisis keterlibatan yang butuh perhatian segera.

Hasil dari Laporan Sentimen Karyawan 2025 oleh Insight Global menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil pekerja di sektor teknologi, keuangan, teknik, dan konsultasi merasa terlibat dan esensial dalam peran mereka. Kondisi ini mengindikasikan masalah mendasar dalam budaya kerja di Amerika Serikat.

Studi yang dilakukan Atomik Research ini mengungkap bahwa empat dari lima pekerja akan tetap lebih lama dengan onboarding yang lebih baik, dan 22% meninggalkan pekerjaan dalam 90 hari pertama karena pelatihan yang kurang memadai. Keterlibatan meningkat delapan kali lipat dalam budaya kerja yang kuat, namun pekerja membutuhkan waktu hingga tujuh bulan untuk merasa nyaman dalam peran mereka.

Brindy Pickett dari Insight Global menegaskan bahwa budaya yang terdefinisi bukan sekadar keinginan tetapi kebutuhan. Budaya yang kuat menjadi dasar dari keterlibatan dan kinerja yang tinggi. Namun, banyak perusahaan belum menyadari pentingnya membangun budaya kerja yang jelas dan terarah.

Dengan hanya sepertiga pekerja merasa terlibat, perusahaan perlu merenungkan kembali pendekatan mereka terhadap budaya kerja. Apakah mereka siap untuk membuat perubahan signifikan demi kesejahteraan dan keterlibatan pekerja? Bagaimana langkah ke depan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan memberdayakan?