Fosil Badak Kutub 23 Juta Tahun: Temuan Mengejutkan di Arktik

ORBITINDONESIA.COM – Fosil badak purba berusia 23 juta tahun ditemukan di Kutub Utara, menyingkap kehidupan lampau di wilayah yang kini bersalju.

Penemuan fosil badak ini menantang pandangan umum tentang Arktik yang selama ini dikenal sebagai tempat beku. Wilayah ini ternyata dulunya merupakan habitat hutan hijau yang subur, menjadi tempat berlindung bagi mamalia besar seperti badak. Bagaimana bisa badak, yang kita kenal sebagai hewan khas Asia dan Afrika, hidup di lingkungan yang kini ekstrem?

Fosil Epiaceratherium itjilik, badak tanpa tanduk, mengungkap jalur migrasi purba yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara. Jalur darat ini, yang dipercaya hanya ada hingga 56 juta tahun lalu, ternyata masih aktif pada masa Miosen. Temuan ini menambah wawasan tentang penyebaran fauna purba dan peran Arktik sebagai gerbang migrasi penting.

Penemuan badak purba ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana perubahan iklim dan posisi benua mempengaruhi ekosistem. Dengan Arktik yang dulunya hijau, kita diingatkan bahwa perubahan iklim bukanlah fenomena baru. Namun, bagaimana kita seharusnya belajar dari masa lalu untuk menghadapi ancaman perubahan iklim saat ini?

Setiap fosil adalah jendela menuju masa lalu, memberi kita pelajaran berharga untuk masa depan. Apakah Arktik akan menyimpan lebih banyak cerita yang belum terungkap? Temuan ini mengajak kita merenung tentang hubungan kita dengan bumi dan bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan alam untuk generasi mendatang.

(Orbit dari berbagai sumber, 6 November 2025)