Menghargai Peran Guru: Antara Gaji, Penghargaan, dan Realitas

Menghargai Peran Guru: Antara Gaji, Penghargaan, dan Realitas

Oleh Ahmad Gusairi

Guru adalah pilar utama pendidikan—mereka yang memantik cahaya ilmu sejak seorang anak belajar mengenal huruf hingga menjadi pemuda yang siap terjun ke kehidupan. Namun, realitas penghargaan terhadap profesi ini, terutama dalam bentuk gaji, masih jauh berbeda di berbagai belahan dunia. Tulisan ini mencoba melihat variasi gaji guru secara global, membandingkannya dengan kondisi di Indonesia, serta menelaah faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut.

Gaji Guru di Dunia: Ada yang Mencapai Miliaran Rupiah per Tahun

Di sejumlah negara maju, profesi guru dihargai sangat tinggi. Negara kecil namun makmur seperti Luksemburg (Luxembourg) misalnya, mencatatkan gaji guru sekolah menengah (lower secondary) dengan kualifikasi standar mencapai US$92.670 pada tahun 2023. Dengan kurs Rp 15.620 per dolar, angkanya mendekati Rp 1,44 miliar per tahun.

Di Jerman, guru sekolah menengah dengan pengalaman 15 tahun dapat memperoleh lebih dari US$90.000, setara Rp 1,4 miliar per tahun.

Laporan OECD “What do OECD data on teachers’ salaries tell us?” menunjukkan gaji guru berpengalaman di beberapa negara dapat melampaui US$90.000–100.000, atau sekitar Rp 1,4–1,5 miliar per tahun. Bahkan, sebuah artikel menyebut guru sekolah menengah di Luksemburg bisa mengakhiri karier dengan pendapatan sekitar €156.000 per tahun—yang bila dikonversi dapat melampaui Rp 2,6 miliar.

Perlu diingat, angka-angka tersebut adalah statutory salary, yaitu gaji resmi pemerintah sebelum tunjangan. Di beberapa negara, actual salary bisa 10% lebih tinggi karena tambahan benefit.

Secara umum, data OECD menegaskan: memang ada negara-negara yang memberi gaji guru sangat tinggi—bahkan mencapai miliaran rupiah per tahun—dan angka-angka itu benar-benar mencerminkan kondisi nyata.

Gaji Guru di Indonesia: Realitas yang Jauh Berbeda

Gambaran di Indonesia tentu berbeda. Beberapa data yang relevan menunjukkan:

  • Guru PPPK di beberapa instansi dapat menerima gaji hingga Rp 8 juta per bulan atau sekitar Rp 96 juta per tahun.

  • Rata-rata gaji guru berdasarkan Jobstreet berkisar Rp 3,7–5,4 juta per bulan.

  • Guru PNS memiliki gaji pokok sekitar Rp 2,785–6,373 juta tergantung golongan dan pengalaman.

  • Dalam skema PPPK, gaji pokok golongan tertentu dapat mencapai Rp 6,78 juta per bulan.

Jika ditaksir secara umum, total gaji tahunan guru di Indonesia berkisar Rp 33 juta hingga Rp 96 juta, sebelum tunjangan. Beberapa daerah memang memberikan tunjangan signifikan, namun di daerah lain tunjangan sangat minim atau tidak konsisten. Bahkan, studi tertentu menunjukkan bahwa di beberapa provinsi, gaji guru baru masih berada di bawah upah minimum provinsi.

Mengapa Perbedaan Gaji Guru Antarnegara Begitu Besar?

Ada sejumlah faktor yang menjelaskan kesenjangan tersebut:

  1. Jenjang pendidikan yang diajar
    Guru jenjang menengah atas biasanya menerima gaji lebih tinggi daripada guru SD atau TK.

  2. Pengalaman dan senioritas
    Negara-negara OECD umumnya memberikan kenaikan gaji yang signifikan seiring masa kerja.

  3. Tunjangan, bonus, dan benefit lain
    Gaji pokok bukanlah keseluruhan pendapatan. Banyak negara memberi tunjangan profesi, riset, kesehatan, hingga bonus kinerja.

  4. Standar hidup dan kemampuan fiskal negara
    Negara dengan biaya hidup tinggi dan anggaran pendidikan besar cenderung memberi gaji guru yang lebih besar.

  5. Struktur karier yang jelas
    Negara dengan jalur karier guru yang profesional—sertifikasi, promosi jenjang, pengembangan kompetensi—biasanya memberi kompensasi lebih baik.

  6. Budaya penghargaan terhadap profesi guru
    Di banyak negara maju, guru dihormati sebagai profesi strategis yang menentukan masa depan bangsa.

Mengapa Hal Ini Penting?

Gaji guru bukan sekadar angka; ia menjadi indikator seberapa jauh sebuah negara memandang pendidikan sebagai prioritas.

  • Profesionalisme meningkat ketika guru dihargai layak.

  • Stabilitas tenaga pendidik terjaga, karena rendahnya tingkat keluar-masuk guru.

  • Kualitas pembelajaran meningkat, karena guru punya ruang untuk berfokus pada perkembangan profesional.

  • Keadilan sosial lebih merata, sebab profesi guru menjadi pilihan karier yang layak secara ekonomi.

Dengan kata lain, gaji layak adalah investasi jangka panjang bagi kualitas generasi masa depan.

Refleksi untuk Indonesia: Peluang dan Tantangan

Indonesia memiliki peluang sekaligus tantangan besar.

Peluang

  • Kebijakan baru terkait PPPK dan insentif guru di daerah terpencil menunjukkan adanya ruang peningkatan remunerasi.

  • Di beberapa daerah, tunjangan tambahan sudah membantu menaikkan pendapatan guru secara signifikan.

Tantangan

  • Kesenjangan antar daerah sangat besar.

  • Nilai absolut gaji masih jauh dari standar negara maju.

  • Tunjangan belum merata, dan jalur karier guru belum sepenuhnya mencerminkan peningkatan kompetensi.

  • Profesionalisme guru sering kali tidak diikuti lonjakan gaji yang memadai.

Dengan kebijakan yang lebih tepat sasaran—tunjangan adil, jalur karier jelas, peningkatan kualitas, serta penguatan status sosial profesi—Indonesia dapat memperbaiki gap ini dan membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat.

Penutup

Profesi guru mungkin tak selalu dipandang glamor. Namun, merekalah penyuluh harapan generasi. Perbandingan global menunjukkan bahwa negara yang menghargai gurunya secara layak cenderung memiliki kualitas pendidikan yang lebih kuat.

Ketika remunerasi guru meningkat seiring profesionalisme dan kesejahteraan, kita tidak hanya memberi mereka gaji—kita mengirim sinyal bahwa pembangunan manusia adalah prioritas utama bangsa.

Selamat Hari Guru Nasional ke-80, 25 November 2025.
“Guru Hebat, Indonesia Kuat.”

(Penulis adalah pendidik di SMAN 1 Toboali, Bangka Selatan)