DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Radhian Amandito: Mengonsumsi Susu Segar Bisa Cegah Anak Berisiko Stunting

image
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah dr. Radhian Amandito, Sp.A dalam bincang-bincang kesehatan bersama Greenfields dengan tema "Cermat Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak" di Jakarta, Kamis (1/2/2024). ANTARA/Fitra Ashari/am.

ORBITINDONESIA.COM - Mengonsumsi susu segar (fresh milk) pada anak usia enam bulan sampai dua tahun dapat memenuhi kebutuhan protein hewani dan mencegah risiko stunting.

Kiat mengatasi risiko stunting itu diungkapkan dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah, Radhian Amandito, Sp.A., di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.

Menurut Radhian, stunting sangat penting untuk dicegah di awal kehidupan, atau pada 1.000 hari pertama kehidupan dari kandungan hingga usia dua tahun.

Baca Juga: Intervensi Gizi Spesifik yang Tepat Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia

Pada titik ini pertumbuhan anak sangat signifikan dan kenaikan berat badan dan tinggi badan sangat cepat. Sehingga orang tua harus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memenuhi asupan kalori di 1.000 hari pertama dengan protein hewani termasuk susu.

"Di atas enam bulan sampai dua tahun itu banyak pilihannya, bisa dari makanan termasuk susu juga banyak pilihannya, 250 mililiter fresh milk bisa sebanding dengan 1 porsi ayam," ucap Radhian, dalam bincang-bincang kesehatan bersama Greenfields di Jakarta.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, langkah paling tepat untuk memerangi stunting di Indonesia adalah mencukupi kebutuhan protein hewani seperti ayam, ikan salmon, daging sapi dan ditambahkan susu.

Baca Juga: Sudah Tahu Apa Penyebab Stunting pada Anak, Ini Cara Pencegahan dan Dampaknya Menurut Dokter Spesialis Anak

Menurut rekomendasi World Health Organization (WHO) terbaru, susu segar boleh diberikan pada anak mulai dari usia 6 bulan. Namun cara pemberiannya tidak langsung di minum tapi untuk olahan camilan berkalori seperti kue, puding atau makanan yang mudah dipegang atau finger food.

"Di WHO pun susu formula untuk MPASI tidak disarankan, yang disarankan memang fresh milk maupun susu pasteurisasi," tambah Radhian.

Fresh milk disarankan karena memiliki jumlah bakteri yang tidak terlalu banyak sehingga aman dan stabil jika dikonsumsi bayi.

Baca Juga: Ilma Sovri Yanti Ilyas: Gerbang Awal Kesehatan Anak Adalah Dengan Cegah Stunting

Kandungan nutrisi dan protein juga masih terjaga karena proses pengolahan hingga pengemasannya tidak terlalu lama terpapar dengan suhu panas.

Sementara jika anak terus menerus diberikan susu formula hingga usia 12 bulan ke atas, akan terjadi overweight atau obesitas dan kalori yang berlebihan karena sudah dapat juga dari makanan.

Untuk memilih susu segar yang tepat, Radhian menyarankan untuk melihat komposisi dan jumlah kalori yang ada pada susu tersebut.

Baca Juga: Nita Azka Nadhira: Waspadai, Ciri Utama Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kandungan

"6 bulan sampai 2 tahun butuh yang kalorinya cukup kurang lebih 1000 kalori untuk anak aktivitas normal. Kedua Bioactive milk components seperti whey protein, kalsium, lactoferin untuk pencernaan dan untuk imun. Dan ketiga cocok untuk masing-masing usia," katanya.

Radhian menyarankan, untuk anak usia 1-2 tahun bisa mengonsumsi susu segar sebanyak 250 mili liter perhari, dengan dibagi pada waktu tertentu seperti setelah bangun pagi, setelah makan siang, atau beberapa jam sebelum tidur. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait