DECEMBER 9, 2022
Internasional

Krisis Gaza: Malaysia dan Jepang Sangat Prihatin atas Serangan Besar-besaran Israel di Kota Rafah

image
Foto udara menunjukkan bangunan dan mobil yang hancur pasca serangan Israel yang berlanjut di Rafah, Gaza, Palestina, Jumat (9/2/2024). ANTARA/Anadolu Agency/aa.

ORBITINDONESIA.COM - Malaysia dan Jepang menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan besar-besaran Israel terhadap kota Rafah di Jalur Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan pada Senin, 12 Februari 2024.

Malaysia mengatakan, “tujuan rezim Zionis” dari serangan tersebut adalah untuk "membinasakan orang-orang Palestina dari tanah mereka sendiri.”

Dalam pernyataan tegasnya, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengutuk serangan baru-baru ini oleh Israel terhadap warga Palestina, dan menyebutnya “tidak bertanggung jawab, ilegal, dan tidak manusiawi." 

Baca Juga: Militer Israel Serang RS Al-Amal, yang Berafiliasi Dengan Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza Selatan

Malaysia memperingatkan bahwa hal itu akan memperburuk bencana kemanusiaan, memperburuk ketegangan regional, dan menggagalkan upaya menuju penghentian segera permusuhan dan gencatan senjata permanen.

Kuala Lumpur menuntut Tel Aviv segera menghentikan tindakannya dan mematuhi hukum hak asasi manusia internasional.

“Operasi militer pengecut ini jelas membenarkan tujuan utama rezim Zionis untuk membinasakan warga Palestina dari tanah mereka sendiri,” demikian pernyataan kementerian tersebut.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Uni Eropa Harus Konsisten Hormati Hukum Internasional di Isu Palestina dan Gaza

“Ini sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan jelas penghinaan terhadap keputusan Mahkamah Internasional bulan lalu mengenai enam tindakan sementara,” tambahnya.

“Dalam hal ini, Malaysia menggemakan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk segera menghentikan rencana keji tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan cepat dan tegas untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan oleh rezim Zionis,” katanya.

Malaysia menegaskan kembali bahwa “dukungan tegas dan solidaritas terhadap rakyat Palestina tetap teguh, termasuk terhadap hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, berdasarkan batas sebelum tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan menerima Palestina sebagai anggota penuh PBB."

Baca Juga: Jerman Kecam Keras Pernyataan Israel tentang Emigrasi Warga Palestina dan Pemukiman Yahudi di Gaza

Pembunuhan terhadap anak-anak dan perempuan dikecam

Jepang juga mengatakan pihaknya “sangat prihatin” atas laporan operasi militer Israel di Rafah.

“Lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza telah mengungsi di Rafah, yang merupakan lokasi penting untuk pengiriman pasokan kemanusiaan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang, Senin.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Kecam Bencana Kemanusiaan Akibat Serangan Israel di Gaza

Ketika situasi kemanusiaan di lapangan semakin memburuk dan jumlah korban sipil, termasuk sejumlah besar anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia, terus meningkat, maka sangat penting untuk memperbaiki situasi kemanusiaan sesegera mungkin dan menciptakan lingkungan di mana kegiatan bantuan kemanusiaan dapat dilakukan, tambahnya.

“Meskipun dengan tegas mengutuk serangan teror yang dilakukan oleh Hamas dan pihak lain dan secara konsisten menyerukan pembebasan segera para sandera, Jepang sekali lagi menegaskan kembali pentingnya perlindungan warga sipil, dan mendesak semua pihak untuk bertindak sesuai dengan hukum internasional termasuk hukum kemanusiaan internasional, dan bertindak dengan itikad baik berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, termasuk memastikan bantuan kemanusiaan,” kata pernyataan itu.

Warga Palestina mencari perlindungan di Rafah setelah tentara Israel melancarkan pemboman intensif di kota-kota Gaza dan Khan Younis, serta kota-kota dan lingkungan di sekitarnya pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 28.000 orang dan menyebabkan kehancuran yang luas dan kekurangan kebutuhan pokok. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait