DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Ahmad Wildan dan Timnya Ciptakan Alat Deteksi Kebakaran Hutan

image
Wildan (paling kiri) bersama timnya dan alat deteksi kebakaran hutan yang mereka ciptakan Flame Shield Forest (FSF) (ANTARA/HO/UMM/End)

ORBITINDONESIA.COM - Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahmad Wildan Al Mauludi bersama timnya, menciptakan alat deteksi kebakaran hutan dengan nama Flame Shield Forest (FSF).

Ahmad Wildan di Malang, Jawa Timur, Selasa, 13 Februari 2024, mengaku ide awal untuk membuat FSF karena peristiwa kebakaran lahan di kawasan Bromo, yang mengakibatkan kerugian negara maupun warga sekitar.

"Selain itu, terlambatnya penanganan serta informasi adanya kebakaran juga menyebabkan meluasnya lahan yang terbakar," kata Ahmad Wildan.

Baca Juga: Pernyataan Ahli Arkeologi Indonesia tentang Kebakaran di Museum Nasional

Peristiwa kebakaran lahan di kawasan Gunung Bromo pada 2023 menyebabkan kerugian bagi warga maupun pengunjung. Kebakaran lahan yang berlangsung 10 hari tersebut melahap kurang lebih 504 hektare padang rumput.

Menurut perhitungan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), kerugian ditaksir mencapai Rp5,4 miliar.

“Oleh karena itu kami menciptakan alat ini agar hal tersebut tidak terjadi lagi. Alat ini juga bisa membantu pemadam kebakaran atau yang bertanggung jawab bisa segera mengetahui kondisi dan titik lokasi kebakaran,” ujarnya.

Baca Juga: Kebakaran di Taman Nasional Baluran Capai 160,61 Hektar, Objek Wisata Ditutup hingga 30 September

Alat yang telah dipamerkan di Industrial Engineering Expo (IEE) pada Januari lalu ini mendapat banyak pujian. FSF dilengkapi dengan Arduino ESP 32 sebagai sensor pendeteksi api, sensor gas, modul GPS, modul WiFi, dan penguat sinyal.

Jika terjadi kebakaran, sensor api dan gas akan mendeteksi adanya kebakaran dan mengirimkan pesan peringatan pada gawai melalui fitur bot telegram.

Nantinya, kata Wildan, pesan yang dikirim melalui gawai akan memuat lokasi akurat dari peristiwa kebakaran.

Baca Juga: Dua Kebakaran Terjadi di Jakarta Timur, Sabtu Malam dan Minggu Dini Hari

Sementara untuk sistem kelistrikan, FSF masih mengandalkan listrik dari luar, belum memiliki daya sendiri, karena daya yang dibutuhkan terbilang kecil sehingga cukup dipasang pada powerbank.

“Pada awalnya kami mau menggunakan panel surya, namun karena kurangnya budget dalam pembuatan, sehingga kami memilih colokan USB yang cukup terjangkau,” tambahnya.

FSF juga dapat difungsikan sebagai pendeteksi kebakaran di ruko atau pemukiman padat penduduk. FSF akan mendeteksi kebocoran gas atau percikan api dari korsleting listrik, sehingga penanganan kebakaran dapat segera dilakukan dan tidak membahayakan penduduk sekitar.

Baca Juga: Kebakaran Tiga Pabrik di Kalideres Jakarta Barat, 95 Petugas Pemadam Diterjunkan

Ke depannya Ahmad Wildan dan tim akan mengganti fitur WiFi menjadi kartu GSM agar FSF dapat digunakan di hutan dan memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas.

Selain itu ia akan mengganti beberapa komponen sensor api dan gas agar jangkauan deteksi dapat lebih jauh.

“Untuk itu inovasi FSF tak akan berhenti sampai di sini saja. Semoga kami dapat menambahkan fitur baru agar FSF dapat digunakan pada hutan yang rentan kebakaran,” katanya. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait