DECEMBER 9, 2022
Internasional

14 Staf Bulan Sabit Merah Palestina Disandera Israel, Komunitas Internasional Diminta Campur Tangan

image
Ilustrasi penyanderaan oleh Israel terhadap 14 anggota Bulan Sabit Merah Palestina atau PRCS. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Sebanyak 14 staf Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) disandera Israel dan keberadaan mereka hingga kini masih belum diketahui, kata PRCS.

“Israel masih menyandera 14 anggota PRCS, yang keberadaannya masih belum diketahui. Keluarga dan kolega sangat prihatin dengan keselamatan mereka lantaran ada laporan penyiksaan dan perlakuan tidak senonoh berdasarkan kesaksian dari sejumlah rekan yang telah dibebaskan," tulis Bulan Sabit Merah Palestina di media sosial X pada Selasa, 12 Maret 2024.

Bulan Sabit Merah Palestina meminta komunitas internasional untuk campur tangan dan “menekan otoritas Israel agar segera membebaskan tim mereka yang ditahan.”

Baca Juga: Presiden Joe Biden Perintahkan Militer AS Dirikan Pelabuhan Sementara di Gaza untuk Kirim Bantuan ke Warga

Pada 7 Oktober tahun lalu, kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Gaza sehingga menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 orang lainnya.

Israel kemudian melakukan serangan balasan, memerintahkan pengepungan total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan darat ke daerah kantong Palestina tersebut, dengan tujuan melenyapkan para pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.

Hingga kini sedikitnya 31.100 orang di Jalur Gaza telah terbunuh, menurut pemerintah setempat.

Baca Juga: KRI Radjiman Tiba di Perairan Indonesia dari Mesir, Usai Antar Bantuan untuk Rakyat Palestina di Gaza

Pada 24 November 2023, Qatar menjadi mediator antara Israel dan Hamas dalam mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran tahanan dan sandera, juga pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali sampai berakhir pada 1 Desember dan lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait