DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Ketua Umum YKI, Aru Wisaksono Sudoyo: Kasus Kanker Meningkat Pada Usia Muda Akibat Gaya Hidup Kebaratan

image
Ketua Umum YKI Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP saat ditemui media usai konferensi pers di Jakarta, Selasa, 23 April 2024. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

ORBITINDONESIA.COM - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Dokter Aru Wisaksono Sudoyo menyoroti kasus kanker pada zaman sekarang semakin meningkat terjadi di usia muda, akibat penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara Barat.

“Kita tidak bisa menyangka angka kanker semakin banyak, mungkin tidak akan turun sampai satu abad lagi. Sebenarnya, 90 persen kanker itu faktor risikonya ada di gaya hidup (lifestyle) dan kebiasaan dan kita masuk ke era di mana penyebab kanker makin banyak,” kata  Aru Wisaksono Sudoyo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 23 April 2024.

Aru Wisaksono Sudoyo. dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyoroti, ada dua faktor utama yang menyebabkan kasus kanker semakin meningkat.

Baca Juga: Raja Charles III Dari Inggris Didiagnosis Menderita Kanker, Akan Mundur dari Tugas Publik

Pertama, alat-alat medis untuk menangani penyakit kanker sudah terbilang jauh berkembang dan mampu mendeteksi lebih cepat. 

Sehingga jumlah kasus yang ditemukan menjadi semakin banyak dalam masyarakat. Kemudian faktor lainnya adalah lingkungan, cara makan dan gaya hidup yang serba mudah, mendorong seseorang mudah terkena kanker.

Aru mencontohkan pada zaman dulu, orang tua lebih banyak memenuhi kebutuhan gizi anak dengan sayur mayur atau buah-buahan serta makanan yang tidak mengandung pengawet.

Baca Juga: Dokter Anand Utture Jelaskan Gejala Kanker Prostat yang Perlu Diwaspadai

Berbanding terbalik dengan masa kini, di mana berbagai makanan cepat saji dapat dengan mudah dibeli dalam hitungan detik.

“Sekarang karena lingkungan lebih jelek, coba kalau minta menu sayur di KFC, ada enggak? Enggak ada, karena gaya hidup kita sekarang lebih ke Barat dan kita lebih cepat kena kanker. Jadinya, sebagai contoh kanker usus besar dulu di bawah usia 40 hanya 10 persen, sekarang sudah 30 persen,” ujar Aru.

Kurangnya gerak badan juga memicu seseorang terkena kanker lebih mudah. Menurut Aru, hal ini tampak pada kebiasaan orang di masa kini yang suka memesan ojek daring, dibandingkan dengan berjalan kaki.

Baca Juga: Dokter Jeffry Beta Tenggara: Kematian Akibat Kanker Karena Minim Kesadaran untuk Pemeriksaan Reguler

“Kita tahu bahwa faktor makanan saja sudah mengambil faktor risiko kira-kira 35 persen, rokok 30 persen. Kurang olahraga ambil tempat juga. Jadi memang dunia kita ini jadi lebih mudah untuk kena kanker dibanding eyang-eyang kita dulu,” ucapnya.

Menurut Aru, keadaan semakin diperburuk dengan adanya industri rokok yang lebih dominan dibandingkan dengan kesadaran masyarakat untuk mengenal kanker serta melakukan deteksi dini secepat mungkin.

Aru menjelaskan perkembangan industri rokok yang pesat, tidak mudah untuk dikalahkan meski pemerintah dan media terus menggencarkan sosialiasi terkait kanker dan obat maupun teknologi yang tersedia semakin canggih.

Baca Juga: Komunitas Perempuan Marginal di Liberty Society Mendapat Tes HPV Gratis untuk Cegah Kanker Serviks

Maka dari itu, Aru menekankan YKI akan terus membantu pemerintah dalam menyebarkan edukasi pada masyarakat terutama soal pentingnya melakukan deteksi dini. Edukasi yang kuat dinilainya dapat mematahkan berbagai stigma masyarakat terhadap kanker.

“Contohnya belum semua wanita mau diperiksa oleh (dokter) laki-laki untuk pap smear. Ini tugas kami sebagai YKI menggandeng pemerintah. Akan semakin baik bila pemerintah mendukung program-program kami baik dari sisi fasilitas maupun pendanaan,” katanya. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait