DECEMBER 9, 2022
Nusantara

BMKG: Suhu Panas di Sumatra Utara Sepekan ke Depan Mencapai 36 Derajat Celcius, yakni Medan dan Deli Serdang

image
Peta sebaran termal suhu panas wilayah Indonesia yang dianalisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat, 3 Mei 2024 (ANTARA/HO-BMKG)

ORBITINDONESIA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprakirakan, suhu panas yang mencapai di atas 36 derajat celcius melanda Sumatra Utara dalam sepekan ke depan atau hingga Kamis, 9 Mei 2024 bersama sejumlah daerah Indonesia lainnya.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu,4 Mei 2024 mengatakan, kondisi suhu panas dalam rentang waktu sepekan ke depan akan dialami dua daerah di Sumatra Utara, yakni Medan (36,6 derajat celcius), dan Deli Serdang (37,1 derajat celcius).

Selain itu hasil analisa BMKG juga mendapati cuaca panas akan melanda Kapuas Hulu di Kalimantan Barat (37,1 derajat celcius), Sidoarjo di Jawa Timur (36,6 derajat celcius) dan Kota Bengkulu (36,6 derajat celcius).

Baca Juga: BMKG Sebut Gempa Magnitudo 6,5 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Tidak Berpotensi Tsunami

Guswanto menilai suhu panas di wilayah Indonesia ini merupakan siklus biasa dan dapat terjadi berulang dalam periode yang sama setiap tahunnya akibat adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.

Terlebih, sejumlah daerah tersebut adalah bagian dari 63,66 persen wilayah Indonesia yang telah diprediksi mulai masuk periode musim kemarau pada bulan Mei – Agustus 2024 sehingga temperatur suhu udaranya tinggi.

Dari situ pula, menurut dia, BMKG memastikan tingginya suhu udara di wilayah Indonesia ini tidak ada kaitan atau bukan merupakan bagian fenomena gelombang panas atau heatwave yang belakangan dilaporkan sedang melanda beberapa negara di Asia seperti Thailand dan India.

Baca Juga: BMKG: Suhu Panas di Indonesia akan Berlangsung Sampai September

Ia menjelaskan fenomena heatwave terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap akibat anomali dinamika atmosfer sehingga aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, dan kondisi atmosfer tersebut sulit terjadi di wilayah Indonesia yang berada di wilayah ekuator.

Namun pihaknya mengharapkan masyarakat untuk dapat selalu waspada terhadap potensi dampak yang dapat ditimbulkan dalam kondisi cuaca panas yang seperti ini. ***


 

Sumber: Antara

Berita Terkait