Polling The Washington Post: Banyak Yahudi Amerika Kritik Tajam Israel atas Gaza
ORBITINDONESIA.COM — Sebuah polling yang dilakukan oleh The Washington Post pada awal September 2025 memperlihatkan adanya pergeseran signifikan dalam pandangan komunitas Yahudi Amerika terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah Israel di Gaza.
Data menunjukkan bahwa meskipun ada keterikatan emosional dan historis yang kuat dengan Israel, banyak responden yang kini secara terbuka mengkritik Israel—termasuk tuduhan pelanggaran HAM berat dan bahkan “genosida.”
Tuduhan perang kejahatan (war crimes): 61% dari Yahudi Amerika dalam survei menyatakan bahwa Israel telah melakukan war crimes di Gaza.
Tuduhan genosida: 39% mengatakan tindakan Israel memenuhi kriteria genosida menurut definisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (“acts committed with intent to destroy, in whole or in part, a national, ethnic, racial or religious group”)
Perbandingan dengan Hamas: Hampir semua responden (94%) yakin bahwa Hamas juga melakukan war crimes terhadap Israel.
Penilaian terhadap Pemerintah dan Perdana Menteri: Mayoritas memberikan penilaian negatif terhadap kepemimpinan Benjamin Netanyahu. Yaitu, sekitar 68% responden melihatnya secara negatif.
Tanggung jawab atas kelanjutan konflik: Responden memandang Hamas sebagai pihak yang sangat bertanggung jawab (sekitar 91%), tetapi Israel secara keseluruhan juga dianggap harus menanggung sebagian besar, serta Netanyahu dan Amerika Serikat turut dipertanggungjawabkan.
Perbedaan Berdasarkan Generasi, Politik, dan Gender
Generasi: Yahudi muda (18–34 tahun) lebih sering menyebut bahwa Israel melakukan genosida dibanding kelompok umur lebih tua — sekitar 50% dari yang muda setuju dengan tuduhan genosida, dibanding ~30an persen di kelompok umur lebih tua.
Garis politik / partisan: Pemisahan antara Yahudi Republik dan Demokrat cukup besar. Sebagian besar Yahudi Republik mendukung tindakan militer Israel, sementara Yahudi Demokrat lebih kritis.
Gender: Perempuan Yahudi cenderung lebih kritis terhadap tindakan Israel dibanding laki-laki.
Keterikatan Emosional & Harapan
Keterikatan dengan Israel: Meski kritik banyak muncul, 76% responden masih mengatakan bahwa keberadaan Israel dianggap vital bagi masa depan orang Yahudi.
Empati terhadap korban sipil: Sebagian besar sangat prihatin atas kematian warga sipil di Gaza, dan mengenai bagaimana Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk. Sekitar 59% berpandangan bahwa Israel belum cukup dalam membuka jalur bantuan makanan dan kebutuhan dasar di Gaza.
Harapan damai: Masih ada harapan—59% responden percaya bahwa suatu solusi memungkinkan agar Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dengan negara Palestina yang merdeka.
Signifikansi & Potensi Dampak Politik
Polling ini mencerminkan jurang yang makin dalam antara kebijakan pemerintah Israel dan pandangan publik Yahudi Amerika yang liberal serta generasi muda.
Di tingkat politik AS, hal ini bisa punya konsekuensi dalam bagaimana politisi Yahudi atau calon legislatif Yahudi menyesuaikan posisi mereka, terutama dalam partai Demokrat. Kritik terhadap Israel dan Netanyahu makin terdengar dari dalam komunitas yang dulu secara tradisional lebih homogen dalam dukungannya.
Catatan Metodologis
Survei dilakukan tanggal 2–9 September 2025 terhadap 815 orang Yahudi Amerika, baik yang beragama maupun yang sekadar secara budaya/etnis Yahudi. Margin of error ±4,7 poin persen.
Kesimpulan Sementara
Walau masih banyak orang Yahudi Amerika yang merasa pentingnya Israel dan melihat negara itu sebagai elemen vital identitas dan keamanan Yahudi, polling ini menunjukkan bahwa simpati tidak berarti dukungan tanpa batas.
Banyak yang sekarang membedakan antara Israel sebagai negara/identitas bangsa dan kepemimpinan serta tindakan pemerintah Israel, khususnya di Gaza. Kritik terhadap tindakan militer dan kekhawatiran atas dampak kemanusiaan makin dominan.
Perubahan ini bersifat signifikan karena bisa mempengaruhi: narasi publik tentang konflik Israel–Palestina di Amerika Serikat; kebijakan luar negeri AS jika wakil rakyat Yahudi ikut menekan untuk perubahan; hubungan antara komunitas Yahudi dan pemerintah Israel, terutama dalam hal legitimasi moral dan bagaimana Israel mempertahankan dukungan global.***