DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Indra Iskandar: Mane dan Kemanusiaan

image
Indra Iskandar tentang Mane dan kemanusiaan.

Oleh: Indra Iskandar, Sekretaris Jenderal DPR RI

ORBITINDONESIA - Masuk kandidat peraih trofi Ballon d’Or tahun 2022, Sadio Mane – pemain bola terbaik Afrika dan striker Bayern Munchen -- justru mendapat trofi Socrates Award 2022.

Mane, pemain bola asal Senegal, meraih trofi Socrates Award untuk pertama kali di ajang penghargaan Ballon d'Or.

Baca Juga: Pilkada Jakarta: PDI Perjuangan Buka Penjaringan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Mulai Rabu

Socrates Award 2022 adalah trofi pertama dalam sejarah penghargaan Ballon d'Or untuk pemain bola terbaik yang berkelakuan baik di klub-klub Eropa.

Baca Juga: BALAS BUKA AIB, Nathalie Holscher Sebut Mbak Wati Suka Iri dan Dengki

Sejarah soccer dunia akan mencatat: di tahun 2022, pemain terbaik dari klub-klub Eropa kriterianya diperluas.

Baca Juga: Setelah Ditangkap dan Digebuki Warga, Polres Metro Jakarta Selatan Amankan Pencuri Sepeda Motor di Tebet

Tak hanya pemain hebat yang mengoleksi gol dan assist terbanyak sepanjang tahun terkait. Tapi juga pemain hebat yang berakhlak baik dan berdedikasi pada kemanusiaan.

Jadi? Socrates Award diberikan kepada pemain bola klub-klub Eropa atas perilaku baik dan jiwa sosialnya yang tinggi. Mane terpilih meraih Socrates Award karena – di samping perilakunya yang baik – juga rajin beramal membantu masyarakat Senegal, negara asalnya.

Di Senegal, Mane membangun rumah sakit umum modern yang lengkap dengan biaya mencapai 455 ribu poundsterling (Rp7,98 miliar); lalu mendirikan sekolah gratis; menolong keuangan rakyat miskin;

Baca Juga: Piala Asia Putri U17: Korea Utara Menang Telak Melawan Korea Selatan

Baca Juga: Geram Difitnah Berselingkuh, Nathalie Holscher Ancam Mantan ART ke Jalur Hukum, Ini Katanya

membiayai pendidikan anak-anak berprestasi dari keluarga tak mampu; menggelontorkan sumbangan kepada negara untuk mengatasi pandemi Covid-19, dan lain-lain.

Di kampung halamannya, Bambali, Mane memberi laptop untuk anak-anak sekolah dan membangun berbagai fasilitas umum untuk kebutuhan penduduk setempat.

Baca Juga: KAS Eupen, Klub Tempat Shyane Pattynama Bermain di Liga Belgia Terdegradasi  

Socrates Award diambil dari nama legenda sepak bola Brasil, era 1980-an. Socrates, tidak hanya pintar main bola, tapi juga aktif dalam mendorong demokrasi dan kesejahteraan sosial di negerinya yang saat itu diperintah rejim militer.

Socrates wafat tahun 2011. Atas jasa-jasanya bagi kemanusiaan, nama Socrates dijadikan brand untuk trofi kemanusiaan di ajang penghargaan Ballon d’Or.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Pasien Gagal Ginjal Akut

Baca Juga: THE Asia University: Universitas Indonesia adalah Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia

Mane sebagai Pemain Terbaik Afrika juga masuk ke dalam nominasi Ballon d'Or 2022. Pada musim terakhirnya di Liverpool, Mane mengemas 23 gol dan membantu Senegal meraih Piala Afrika.

Pemain bola yang berasal dari keluarga miskin di kampung Bambali itu, kini menjadi andalan klub kaya raya Jerman, Bayern Munchen, untuk meraih Piala Eropa.

"Saya senang berada di sini. Saya tidak suka berbicara tentang apa yang saya lakukan, tetapi saya melakukan apa yang saya bisa untuk warga di negara saya dan mencoba meningkatkan sesuatu untuk negara saya," kata Mane di situs Bayern Munchen.

Baca Juga: THE Asia University: Universitas Indonesia adalah Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia

Mane terkenal sebagai “seleb soccer” di Eropa dengan bayaran sangat mahal, 250.000 pounds (Rp 4,53 Milyar) per-minggu.

Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022 BUMN PT Telkom, Buka Program Magang untuk Mahasiswa

Dengan gaji sebesar itu, logikanya, Mane bisa membeli apa saja sesuai keinginannya, seperti rumah mewah, supercar, dan pesawat jet pribadi.

Baca Juga: Palyoff Olimpiade 2024: Indonesia Sudah Tiba di Paris

Tapi, betapa terkejutnya publik sepakbola Eropa, ketika melihat hape yang dipakai Mane. Ternyata hanya hape murahan dan layarnya sudah retak. Masya Allah!

Mendengar komentar soccermania atas gaya hidupnya yang sangat sederhana, Mane pun berucap.

Saya bisa membeli mobil mewah, pesawat jet, dan lain-lain. Saya punya uang. Tapi untuk apa? Banyak orang miskin di negeri saya yang membutuhkan bantuan.

Baca Juga: Hamid Awaludin: Hamas Minta Mantan Wapres RI Jusuf Kalla Memediasi Upaya Akhiri Konflik di Palestina

Baca Juga: Cek di Sini ! !4 Rumah Sakit Rujukan Pasien Gagal Ginjal Akut

Banyak anak sekolah yang tak punya biaya. Banyak orang sakit yang tak mampu membeli obat-obatan. Mereka butuh bantuan dari saya.

Mane dikenal sangat dekat dengan Mohamad Salah, waktu masih “merumput” di Liverpool. Mane kagum atas kesederhanaan dan jiwa sosial dari Salah.

Baca Juga: KAMPUZ, Komite Aliansi Mahasiswa Anti Amerika dan Israel Ajak Semua Civitas Academica Dukung Palestina

Jika Mane menjadi legenda bola dan kemanusiaan di Senegal, Salah menjadi legenda yang sama di Mesir. Mane dan Salah adalah antithesis dari perilaku seleb soccer yang hidup mewah dan suka “memamerkan” kekayaannya yang selangit.

Gaya hidup sederhana dan kedermawanan Mane menginspirasi kita semua. Presiden Joko Widodo sering kali mengimbau agar masyarakat Indonesia yang kaya, hidup sederhana dan tidak memamerkan kekayaannya.

Baca Juga: Peluang Anies Menang 2024 Sangat Besar Berkat Kebodohan Kaum Intelektual Golongan Menengah ke Atas

Baca Juga: PBB Kecam Pelanggaran Kebebasan Pers oleh Israel Terkait Penutupan Kantor Lokal Al Jazeera di Yerusalem

Sikap sederhana tersebut penting, untuk mencegah keinginan korupsi dan manipulasi.

Tapi yang lebih penting dari itu semua, Mane telah memberi contoh, bahwa kebahagiaan hidup itu tidak bisa diperoleh dengan pamer kekayaan.

Sebaliknya, kebahagiaan itu diperoleh dengan memberikan sesuatu kepada orang lain. Memberi – tulis Al-Ghazali – adalah menyenangkan dan menyembuhkan jiwa.

Baca Juga: Klasemen Formula 1: Max Verstappen Pimpin Klasemen Usai GP Miami

Dengan “memberi” orang tidak akan kehilangan harta. Jusru sebaliknya: Semesta akan menambah harta dan kebahagiannya. Berlipat ganda! ***

Berita Terkait