DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Raja Ali Haji Jadi Google Doodle Hari Ini, Pujangga Besar Melayu Bergelar Pahlawan Nasional

image
Raja Ali Haji bin Haji Ahmad yang Menjadi Google Doodle Hari Ini adalah Pujangga Besar yang Bergelar Pahlawan Nasional.

ORBITINDONESIA – Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad adalah pujangga kesohor dengan karyanya yang terkenal Gurindam Dua Belas pada tahun 1847.

Raja Ali Haji adalah bangsawan Melayu dari Kepulauan Riau yang memiliki darah Bugis. Ia lahir di Pulau Penyengat, Kesultanan Lingga, Riau pada 1808.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Pengamat Ujang Komarudin: Ahok dan Anies Sulit Dipasangkan

Raja Ali Haji meninggal pada 1873 di tanah kelahirannya, Pulau Penyengat juga.

Baca Juga: Inilah 5 Tokoh Indonesia yang akan Segera Dianugerahi Pahlawan Nasional

Selain seorang bangsawan, Raja Ali Haji yang juga pemuka agama ini adalah sejarahwan yang mumpuni pada eranya.

Baca Juga: Menteri Dito Ariotedjo Minta Dukungan Pemerintah Jepang Desak Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner Perkuat Timnas

Raja Ali Haji terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa, buku yang kemudian menjadi standar bahasa Melayu.

Bahasa Melayu standar (juga disebut bahasa Melayu baku) itulah yang dalam Kongres  Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan menjadi bahasa nasional, bahasa Indonesia. 

Karya besarnya, Gurindam Dua Belas (1847) kemudian menjadi arus sastra pada masanya.

Baca Juga: Hamas Setujui Gencatan Senjata Usul dari Mesir dan Qatar

Baca Juga: Ini Contoh Teks Pidato Hari Ayah Nasional Versi Bahasa Inggris dan Terjemahannya, Cocok untuk Acara Sekolah

Bukunya berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa yaitu Kamus Bahasa Melayu Riau Lingga penggal yang pertama, adalah kamus ekabahasa pertama di nusantara.

Raja Ali Haji juga menulis syair Siti Shianah, Suluh Pegawai, Hukum Nikah, dan Sultan Abdul Muluk.

Baca Juga: Senator Amerika Serikat Ancam Sanksi ke ICC Bila Perintahkan Menangkap Benjamin Netanyahu

Raja Ali Haji juga patut diangkat jasanya dalam penulisan sejarah Melayu. Buku berjudul Tuhfat al Nafis, walaupun dari penulisan sejarah sangat lemah karena tidak mencantumkan sumber dan tahunnya, dapat dibilang menggambarkan peristiwanya secara lengkap.

Meskipun sebagian pihak berpendapat Tuhfat dikarang terlebih dahulu oleh ayahnya yang juga sastrawan, Raja Ahmad. Raji Ali Haji hanya meneruskan apa yang telah dirintis ayahnya.

Baca Juga: Hari Ayah Nasional, Ini Bacaan Doa kepada Ayah yang Sudah Meninggal Dunia

Baca Juga: Usman Kansong Mencari Buku Spinoza tentang Konsep Tuhan yang Dianut Einstein

Dalam bidang ketatanegaraan dan hukum, Raja Ali Haji pun menulis Mukaddimah fi Intizam (hukum dan politik). Ia juga aktif sebagai penasihat kerajaan.

Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi Raja Ali Haji gelar pahlawan nasional pada 5 Noveber 2004. ***

Berita Terkait