DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Evaluasi Program: Truk AMDK Dibatasi, Pedagang Air Galon di Jabodetabek Sempat Kekurangan Stok

image
Ilustrasi AMDK galon yang diangkut truk.

ORBITINDONESIA.COM - Para pedagang di wilayah Jabodetabek sempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan AMDK (air minum dalam kemasan) galon karena terhambatnya pengiriman dari pihak distributor pada momen Lebaran lalu.

Sementara, stok AMDK yang ada di gudang-gudang mereka sudah menipis dan permintaan dari para konsumen sangat tinggi.

Para pedagang AMDK galon di Tangerang Selatan seperti Ciputat, Cirendeu, Cipayung, dan Kampung Utan, mengakui gudang-gudang mereka sempat menipis saat momen lebaran baru-baru ini.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Pelatih Bali United Stefano Cugurra Tunggu Regulasi Pemain Asing

Ucok, salah satu pedang di Ciputat mengatakan stok air galon yang menipis di gudangnya disebabkan adanya permasalahan distribusi yang tersendat dari distributornya.

“Stok air galon di gudang saya mulai menipis pada saat Lebaran dan sehari setelah Lebaran kemarin,” tuturnya.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Hal serupa disampaikan Supiati, pedagang air galon yang berjualan di daerah Cirendeu. Dia menuturkan stok air galonnya mulai menipis sejak sehari sebelum Lebaran dan hingga dua hari setelah Lebaran.

“Saya sempat bertanya kepada distributornya, dan mereka mengatakan stok air galon cuma sedikit karena pengiriman dari depo juga tidak ada,” katanya.

Baca Juga: Percakapan Bung Karno dan Presiden Yugoslavia Tito Tentang Nasib Bangsa Sesudah Mereka Meninggal

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Bahkan Arman, pedagang air galon lainnya di Cirendeu mengatakan stok air galonnya saat ini masih kosong karena belum ada pengiriman sama sekali dari distributornya.

Kondisi yang sama juga dialami Yanto yang berjualan air galon di daerah Cipayung dan Toto yang berjualan di daerah Kampung Utan. Keduanya juga menyampaikan hampir kehabisan stok air galon pada momen lebaran kemarin.

Menurut mereka, menipisnya stok air galon di warung mereka karena belum adanya pengiriman dari pihak distributor.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Tidak hanya di Tangerang Selatan, para pedagang di wilayah Jakarta Selatan juga sempat mengalami kekurangan stok air galon pada masa lebaran baru-baru ini.

Baca Juga: Harta Kekayaan Tak Wajar Kadinkes Lampung Reihana di LHKPN, Netizen: Kabarnya Tak Takut dengan KPK!

Tio, pedagang air galon di Jl. Wijaya Kusuma misalnya, mengatakan sempat mengalami kekurangan stok setelah lebaran kemarin.

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

“Stok air galon saya sempat menipis. Saat setelah lebaran pengiriman sempat tersendat. Yang biasanya satu minggu bisa dikirim dua sampai tiga kali, namun setelah lebaran lalu baru dikirim sekali saja,” tukasnya.

Sementara, Sutanto, pedagang air galon di daerah Jakarta Selatan bahkan mengatakan sempat kehabisan stok selama lima hari saat lebaran dikarenakan tidak adanya pengiriman dari distributor.

“Stok air galon di gudang saya tinggal sedikit karena pengirimannya sekarang agak berkurang,” ucapnya.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: Hukum Roux tentang Karate, Kenapa Karateka Kuat Fisik dan Mental

Pedagang air galon lainnya yang ada di wilayah Jakarta Selatan, Hidayat, mengutarakan meski sudah menyetok sebanyak 300 galon sebelum Lebaran lalu, tapi tetap saja mengalami kekurangan stok karena permintaan dari para konsumen yang cukup tinggi. “Stok sempat menipis karena pengiriman sempat tersendat,” tuturnya.

Di wilayah Depok, para pedagang juga ikut mengalami kekurangan stok air galon. Suyatno, pedagang air galon di wilayah Cimanggis Depok mengatakan, stok air galonnya hanya tersisa 10 galon saja setelah Lebaran kemarin.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Menurutnya, pembelian air galon pada masa-masa Lebaran ini meningkat tajam.

“Banyaknya pesanan dari masyarakat itu, mungkin juga karena cuaca yang sangat panas sekarang ini. Yang biasanya cuma 50 galon per hari, tapi saat ini penjualan bisa mencapai 100 galon perharinya,” ujarnya.

Baca Juga: SEA Games 2023: Prediksi dan Link Streaming Indonesia Melawan Myanmar, Waktunya Raih Puncak Klasemen

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Dia mengaku masih menunggu pengiriman stok lagi dari distributor. “Tapi, katanya stok di gudang distributornya belum stabil,” ungkapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta agar tidak ada lagi pembatasan truk angkutan barang di masa-masa liburan, baik Lebaran maupun Nataru.

Para pengusaha menilai perlakuan pembatasan truk angkutan tersebut jelas sangat merugikan industri yang selama ini menjadi penopang bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Direktur Eksekutif APINDO, Danang Girindrawardana, mengungkapkan bahwa para pengusaha akan mengkalkulasi kerugian yang diakibatkan adanya pembatasan truk angkutan barang pada masa lebaran tahun 2023 ini.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga Inggris Pekan ke 35: Arsenal dan Man City Masih Berpeluang Juara

Menurutnya, hal itu sudah pernah dibahas di kalangan dunia usaha sebelumnya.“Saat itu semua sepakat untuk dilakukan suatu assesment berapa kerugian yang terjadi akibat adanya pembatasan tersebut, yang kemudian data-datanya nanti akan disampaikan kepada Kemenhub, Kementerian PUPR dan Kepolisian,” ujarnya.

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Sementara, Koordinator Kebijakan Publik APINDO, Lucia Karina, menyampaikan saat ini APINDO tengah melakukan update dari para industri terkait data kerugian yang dialami akibat adanya kebijakan pelarangan truk sumbu tiga di masa lebaran ini.

“Jadi, saat ini datanya-datanya lagi kami update dari para industri,” katanya.

Supply Chain Indonesia (SCI) juga menilai pembatasan angkutan barang tidak perlu diberlakukan, baik pada saat momen Lebaran dan Nataru.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Baca Juga: Kementerian Urusan Islam Arab Saudi Luncurkan Pameran Al Quran di Brasil

Senior Consultant Supply Chain Indonesia, Sugi Purnoto, memberikan saran alternatif agar kebijakan tersebut tidak berisiko mengganggu kegiatan industri.

"Salah satu saran SCI adalah memperbolehkan kendaraan angkutan barang melintas pada jalan arteri atau non tol agar tidak mengganggu lalu lintas pemudik di jalan tol," katanya.

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Menurutnya, opsi ini dapat dipertimbangkan mengingat mayoritas pemudik kini sudah menggunakan jalan tol Trans Jawa. Lebih lanjut, Kemenhub dan Korlantas Polri juga dapat memberlakukan jam operasional kendaraan angkutan barang.

SCI merekomendasikan untuk memberlakukan jam operasional khusus angkutan barang pada malam hari, seperti mulai jam 20.00 hingga 05.00. ***

Berita Terkait