DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

APAKAH NAMA ANDA TERMASUK: Daftar 30 Nama Bakal Calon Wakil Presiden untuk Ganjar Pranowo

image
Ganjar Pranowo - capres PDIP untuk 2024.

ORBITINDONESIA.COM – Sejak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh PDI Perjuangan pada Jumat, 21 April 2023, spekulasi pun merebak.

Spekulasi itu adalah tentang siapa yang pantas, layak dan cocok untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) buat Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo sendiri tentu mensyaratkan, bakal cawapres itu harus memiliki kecocokan dengan dirinya, memahami visi dan misi kerakyatan dan kebangsaan yang akan ia jalankan, seperti yang dicanangkan oleh para Founding Fathers republik ini (salah satunya Bung Karno).

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Baca Juga: Ganjar Pranowo Resmi Capres PDIP, Bendera Persatuan Kaum Nasionalis Telah Dikibarkan Megawati

Karena Presiden Joko Widodo sudah merintis langkah-langkah ke arah Indonesia Maju, Ganjar Pranowo sebagai penerus Jokowi tentu juga berharap, bakal cawapres itu mau melanjutkan berbagai program yang telah dirintis Jokowi, supaya tidak mangkrak.

Berikut ini adalah 30 nama bakal cawapres untuk Ganjar, beserta kemungkinan dan peluangnya.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Tetapi mohon maaf, komentar terhadap mereka tentu agak subjektif. Dalam politik ada unsur emosi. Tidak semua bisa dimainkan berdasarkan rasionalitas objektif semata.

Berikut ini adalah daftar tersebut:

Baca Juga: Ternyata Bima Yudho Saputro, Sehabis Berfoto dengan Said Didu, Besoknya Sebut Megawati Janda

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Puan Maharani. Punya peluang bagus, tetapi Puan sudah ditunjuk jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar. Sama-sama dari PDIP, Puan kurang menguntungkan untuk mencari suara dari pemilih di luar kalangan PDIP dan nasionalis.

Prananda Prabowo. Putra kandung Megawati yang akrab dipanggil Mas Nanan ini cerdas dan dianggap sangat memahami pemikiran Bung Karno, sehingga dijuluki “Kamus Berjalannya Soekarno.” Tetapi dia lebih suka berjuang di belakang layar, dan sama seperti Puan masih sama dari PDIP dan nasionalis.

Prabowo Subianto. Punya peluang lumayan besar. Tetapi ambisi Prabowo sejak dulu sampai sekarang adalah menjadi Presiden RI, bukan Wapres. Prabowo harus mau mengalah dan meredam egonya. Apakah bisa? Apalagi suara Gerindra masih cukup besar.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Anies Baswedan. Sangat kecil peluangnya. Anies adalah antitesis Jokowi. Selama jadi Gubernur DKI terbukti tidak bisa kerja. Selain itu telah bermain “politik identitas” untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017. Visi kebangsaan diragukan.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Kontrak Ditebus, Ryo Matsumura Kian Merapat Ke Persija Jakarta

Mahfud MD. Berani vokal melawan korupsi dan blak-blakan mempersoalkan transaksi mencurigakan triliunan rupiah, membuat Mahfud MD sangat populer akhir-akhir ini. Latar belakang NU dari tokoh Madura ini cukup menguntungkan, meski beda faksi dengan Cak Imin (PKB).  

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Erick Thohir. Pengusaha yang paham urusan bisnis. Cukup populer dan sudah “diakui” menjadi bagian dari NU, karena sudah resmi jadi anggota kehormatan Banser. Tetapi gagalnya RI jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 agak menurunkan popularitasnya.

Airlangga Hartarto. Menko Bidang Perekonomian RI yang Ketua Umum Partai Golkar ini mungkin bisa membantu meraih suara dari kalangan birokrasi. Namun popularitasnya kecil. Untuk memberi tambahan suara buat Ganjar, masih harus dicek.

Sandiaga Uno. Cukup fleksibel dalam berpolitik, mau bekerjasama dan sudah terbukti jadi pengusaha yang sukses. Bisa memberi dukungan logistik buat kampanye. Tetapi untuk memberi tambahan suara buat Ganjar, masih harus dicek.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Baca Juga: Manchester United Akan Bertarung Melawan Manchester City di Partai Final Piala FA Musim 2022-2023

Sri Mulyani. Menteri Keuangan Terbaik yang diakui dunia. Sosok perempuan yang cerdas dan dikenal lurus, berpotensi meraih suara kaum perempuan. Tetapi kasus transaksi mencurigakan di Kemenkeu membuat posisi Sri kurang menguntungkan menjadi cawapres saat ini.

Ridwan Kamil. Kang Emil cukup dikenal di publik. Tetapi untuk masyarakat di luar Jawa Barat, pengaruh arsitek ini untuk meraih tambahan suara buat Ganjar masih diragukan.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Muhaimin Iskandar. Sebagai Ketua Umum PKB, diharapkan bisa menarik dukungan dari kalangan santri, khususnya NU. Tetapi Cak Imin masih ada ganjalan kasus, yang rawan dimainkan pihak lawan politik jika ia maju jadi cawapres.

Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jawa Timur ini berlatar belakang NU dan kuat pendukungnya di Jawa Timur. Juga mewakili kaum perempuan Indonesia yang piawai di dunia politik. Tetapi tokoh NU bukan cuma Khofifah.

Baca Juga: Bournemouth vs West Ham United: The Hammers Menang Telak 4-0

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Agus Harimurti Yudhoyono. Tak ada peluang. AHY masih muda, tetapi tidak mandiri dan terlalu di bawah bayang-bayang ayahnya SBY. Partai Demokrat juga sedang dilanda perpecahan. Apalagi hubungan Megawati dan SBY sangat buruk.

Ahmad Heryawan. Mantan Gubernur Jawa Barat dua periode ini adalah tokoh PKS, yang awalnya digadang-gadang untuk jadi cawapres Anies Baswedan. PKS adalah antitesis Jokowi dan PDIP, jadi praktis tidak ada peluang.

Yahya Cholil Staquf. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini jelas nyambung visinya dengan Ganjar, Jokowi dan PDIP. Jika jadi cawapres, ia bisa menarik gerbong besar suara massa NU. Tetapi ia sudah menyatakan fokus mengurus NU dan tidak terlibat politik praktis.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Haedar Nashir. Ketua Umum PP Muhammadiyah ini adalah tokoh Islam yang bervisi nasionalis kebangsaan.  Jika jadi cawapres, ia berpotensi meraih suara massa Muhammadiyah. Tetapi seperti Yahya Staquf di NU, Haedar Nashir juga sudah menyatakan fokus mengurus Muhammadiyah, tidak terlibat politik praktis.

Baca Juga: Hancurkan Tottenham 6-1, Newcastle Geser Posisi Manchester United di Klasemen Liga Inggris

Zulkifli Hasan. Zulhas adalah Ketua Umum PAN yang bisa bekerja sama dengan Jokowi. Saat ini menjabat Menteri Perdagangan. Bisa dianggap mewakili kalangan Islam dan dekat dengan Muhammadiyah, tetapi peluangnya kecil karena suara PAN di DPR juga kecil.

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Muhamad Mardiono. Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP ini statusnya mirip seperti Zulhas. Bisa dianggap mewakili Islam, tetapi peluangnya kecil karena suara PPP di DPR juga kecil.

Ahmad Syaikhu. Presiden PKS ini tak punya peluang untuk jadi cawapres Ganjar. Karena dia antitesis dengan visi Ganjar, Jokowi, dan PDIP. Apalagi PKS kini ada di Koalisi Perubahan yang menjagokan Anies.

Yusril Ihza Mahendra. Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini dikenal sebagai ahli hukum tata negara. Punya pengalaman di pemerintahan sejak zaman Soeharto. Tetapi peluang alumnus HMI ini kecil karena suara PBB di DPR kecil, bahkan jauh lebih kecil dari PAN dan PPP.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Baca Juga: Maudy Ayunda dan Jesse Choi Pamer Lebaran Pertama dengan Nuansa Hijau Sage dan Putih yang sedang Tren

Budi Gunawan. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini sukses mendamaikan Jokowi dan Prabowo pasca Pilpres 2019. Cukup cerdas dan punya kedekatan khusus dengan PDIP. Tetapi untuk dijadikan cawapres mungkin tidak memberi tambahan suara buat Ganjar. Sebaiknya tetap di belakang layar.

Moeldoko. Mantan Panglima TNI ini dikenal loyal di kubu Jokowi. Tetapi selama ini tidak begitu jelas prestasinya di pemerintahan. Terakhir namanya mencuat karena terlibat dalam sengketa internal di Partai Demokrat melawan kubu AHY/SBY.  

Baca Juga: Pembunuh Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus Jadi Tersangka, Sandi Andaryadi: Kami Apresiasi Polda Metro Jaya

Basuki Tjahaja Purnama. Ahok sudah terbukti bisa bekerja giat ketika menjabat Gubernur DKI. Punya chemistry dengan Jokowi. Tetapi statusnya sebagai mantan terpidana menutup peluang untuk menjadi cawapres. Jangankan cawapres, jadi menteri pun kecil kemungkinannya. Sayang sekali.

Rizal Ramli. Ekonom lulusan AS ini merasa mampu menjadi Presiden. Pernah diberi kesempatan menjabat menteri oleh Presiden Jokowi, tetapi justru bikin ribut dengan menteri-menteri lain di media, bukan di rapat kabinet. Antitesis Jokowi, artinya tak ada peluang.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pakai Batik Motif Madura Bertemu Ganjar Pranowo, Maksudnya Apa

Baca Juga: Warga Negara Asing Asal Korea Selatan Jadi Tersangka Pembunuhan Petugas Imigrasi Tri Fattah Firdaus

Gatot Nurmantyo. Mantan Panglima TNI ini selama menjabat di bawah Jokowi sudah terlihat ambisius dan mau bermain sendiri di luar arahan Presiden. Lalu kini ia gabung ke kelompok oposan yang antitesis Jokowi. Tidak ada peluang sama sekali jadi cawapres.

Ma’ruf Amin. Saat ini mantan pimpinan MUI ini sudah menjabat Wapres RI. Tetapi terbukti tidak efektif dan hanya menjalankan peran simbolis. Juga sudah terlalu sepuh untuk jadi Wapres lagi.

Abdul Somad Batubara. UAS dikenal sebagai penceramah agama yang populer. Tetapi tidak ada kapasitas untuk menjadi cawapres. Bahkan untuk jadi menteri pun terlalu berat. Sebaiknya fokus saja sebagai da’i.

Baca Juga: Di Gedung Long See Tong Kota Padang, Mahfud MD Janji Perjuangkan Hak Adat

Muhammad Rizieq Shihab. Mantan pimpinan FPI yang pernah jadi narapidana di zaman SBY dan Jokowi. Yang mengusulkan nama MRS pasti tidak serius, karena MRS tidak punya peluang sama sekali jadi cawapres manapun.  

Baca Juga: PERLU TAHU, Ini Sejarah Lengkap Asal Usul Lebaran Ketupat yang Masih Lestari, Ternyata Warisan Wali Songo

Grace Natalie. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini dikenal sebagai pendukung Ganjar yang gigih. Namun karena PSI belum punya suara di DPR RI, bargaining-nya lemah. Mungkin Grace cocok untuk jadi menteri saja nantinya, bukan cawapres.

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Janjikan Tunjangan Ibu Hamil, Guru Mengaji, dan Bebaskan Pajak Bumi Bangunan

Refly Harun. Ahli hukum tata negara yang lebih populer sebagai pegiat medsos ini adalah antitesis Jokowi. Tidak ada peluang sama sekali jadi cawapres. Untuk menteri pun, sangat berat. Yang mengusulkan nama Refly pasti hanya fans-nya saja di medsos.**

Silakan simak berita lain ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait