DECEMBER 9, 2022
Internasional

Raja Malaysia Sultan Ibrahim Titahkan Percepat Proses Kerja Karena Tidak Suka Red Tape

image
Suasana kerumunan rakyat Malaysia yang menunggu untuk mengucapkan selamat jalan setelah menyelesaikan masa kepemimpinan kepada Raja Malaysia Ke-16 Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah dan Raja Permaisuri Agong Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah di Sepang, Selangor, Malaysia, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Virna P. Setyorini

ORBITINDONESIA.COM - Raja Malaysia Sultan Ibrahim tidak suka sistem yang banyak red tape sehingga menitahkan setiap instansi pemerintahan di negara itu untuk efisien dan mempercepat proses kerja.

Red tape adalah berbagai aturan dan prosedur birokrasi yang menghambat efisiensi kerja di organisasi. Raja Malaysia Sultan Ibrahim tampaknya melihat banyak ketidakefisienan.

"Saya tidak suka dengan sistem yang banyak red tape. Oleh Karena itu, efisiensi proses kerja setiap instansi pemerintahan mesti senantiasa dinilai dan ditingkatkan," titah Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Sultan Ibrahim.

Baca Juga: Ada 3.238 Nama Ganda di Daftar Pemilih Tetap Johor Bahru, Malaysia, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Telusuri

Hal itu dikatakan pada upacara pembukaan masa sidang pertama penggal ketiga Parlemen Malaysia Ke-15 di Gedung Parlemen yang diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Senin, 26 Februari 2024.

Raja Malaysia menitahkan lembaga penegakan hukum menjalankan penyelidikan dengan lebih efisien dan cepat agar kasus dapat tuntas dengan segera.

Raja Malaysia menegaskan, agar semua kasus yang telah dibawa ke pengadilan juga mesti segera diadili supaya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan negara selalu terjaga.

Baca Juga: Garuda Indonesia Gandeng Agen Perjalanan dan Media, Bangun Ekosistem Pariwisata Indonesia-Malaysia

Ia mengungkapkan, menyambut baik Malaysia yang ada pada peringkat ke-29 untuk Indeks Daya Saing Dunia 2023.

Selain menekankan perlunya upaya terus-menerus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keterampilan kerja yang dimiliki lembaga, Raja juga menitahkan mesin kerja harus meningkatkan dan mengamalkan prinsip-prinsip kerja dengan integritas agar pembangunan ekonomi dapat tercapai dengan sukses.

Pada kesempatan yang sama, Raja Malaysia menyatakan kecewa ketika diberi tahu pemerintahan saat ini sedang menanggung beban utang yang makin besar. Hal itu disebabkan sejak 1998 pemerintah selalu berada dalam kedudukan selalu defisit.

Baca Juga: BATC 2024: Skuad Bulu Tangkis Indonesia Sabtu Ini Bertolak ke Selangor Malaysia untuk Berlaga

Keadaan keuangan pemerintah yang telah lama lemah akan menyulitkan pemerintah untuk melaksanakan proyek pembangunan baru atau memberikan suntikan keuangan bagi merencanakan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, dia mendukung keinginan pemerintah untuk segera mengambil langkah penghematan.

Ia mengatakan, pihaknya akan meneliti belanja pemerintah dan memastikan setiap usulan pengeluaran untuk hal-hal yang betul-betul diperlukan.

Baca Juga: Dubes RI untuk Malaysia Hermono: Antusiasme WNI Pemilih untuk Pemilu 2024 di Kuala Lumpur Cukup Tinggi

"Saya berharap semasa pemerintahan saya ini pemerintah akan berjaya memperoleh kelebihan fiskal setiap tahun," ujarnya.

Raja menitahkan agar pemerintah mesti bersikap tegas membendung kebocoran dan penyelewengan dana awam.

Ia meminta untuk memeriksa semua kelemahan tata kelola di semua peringkat, termasuk di badan hukum serta perusahaan milik pemerintah serta anak-anak perusahaannya.

Baca Juga: Krisis Gaza: Malaysia dan Jepang Sangat Prihatin atas Serangan Besar-besaran Israel di Kota Rafah

Terkait dengan sektor ketenagakerjaan dengan sumber daya manusia berkualitas tinggi yang tidak terserap, Raja mengatakan bahwa pemerintah perlu berusaha menarik investasi bernilai tinggi sehingga peluang kerja akan memberi penghasilan yang wajar. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait