DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

APBN Sehat dengan Subsidi Sepeda Motor Listrik

image
Anggota Komisi XI DPR RI Amir Uskara. Foto: DPR

Oleh: Dr. H.M. Amir Uskara, Anggota DPR RI/Ketua Fraksi PPP

ORBITINDONESIA - Subsidi BBM terus meningkat. Mahalnya minyak dan gas akibat perang Rusia-Ukraina, tak hanya menaikkan subsidi BBM, tapi juga mempersulit “ruang gerak” pasar BBM.

Ini menyebabkan terganggunya rantai pasok. Dampaknya, banyak negara menjerit. Karena harga BBM tinggi dan sulit mendapatkannya di spot market.

Baca Juga: New Year Gaza 24 B

Indonesia sebagai negeri importir BBM mengalami nasib seperti di atas. Subsidi BBM menekan APBN. Tahun 2021, misalnya, subsidi BBM mencapai Rp 152 Trilyun. Tahun 2022, naik sampai Rp 502 Trilyun. Kenaikannya tiga kali lipat lebih.

Baca Juga: Mengenal Kue Lontar, Makanan Khas Papua yang Nampak Seperti Pie Susu, Cocok Untuk Semua Kalangan (1)

Padahal pemerintah sudah mengurangi subsidi BBM. Harga pertalite, misalnya, yang semula disubsidi Rp 7000 perliter, sudah dipangkas jadi Rp 3000 perliter. Begitu pula subsidi solar dan gas. Pemakaian BBM bersubsidi ini jelas sangat membebani APBN.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas PSI yang Dipimpin Kaesang Hanya 1,5 Persen, Gerindra Salip PDI Perjuangan

Dunia belum tahu, kapan krisis Rusia-Ukraina berhenti. Jika krisis berlanjut – apalagi jika Rusia makin meningkatkan serangannya ke Ukraina dan Barat terus membantu Ukraina – niscaya eknomi global makin terpuruk. Krisis energi di dunia akan tambah parah.

Indonesiaa sudah mencoba mengatasi krisis energi tersebut. Salah satunya, yang belum lama ini digagas, adalah memberikan kompor induksi gratis kepada masyarakat.

Sebetulnya, ini gagasan yang baik. Ini untuk membiasakan masyarakat menggunakan tenaga lisrik saat memasak, yang itung-itungannya lebih murah ketimbang memakai BBM.

Baca Juga: Ditemani Erick Thohir, Prabowo Subianto Makan Siang Bersama Pelaku Usaha Muda

Baca Juga: Denny JA: Ayo Tuliskan Kesaksianmu, PUBLIKASI atau DILUPAKAN

Tapi gagasan ini mentok di tengah jalan. Banyak orang yang protes. Salah satunya karena kompor induksi butuh listrik dengan tegangan tertentu yang sulit dipenuhi masyarakat.

Dengan memakai kompor induksi, berarti masyarakat keluar biaya menaikkan tegangan lisrik.

Baca Juga: Yasonna H Laoly Dampingi Megawati Soekarnoputri Selama Jadi Juri Jayed Award 2023 di Roma

Di sisi lain, harga listrik pada tegangan tinggi tertentu agar bisa menghidupkan kompor induksi, per-KWH lebih mahal. Gagasan ini pun tak dilanjutkan. Dianggap memberatkan beban ekonomi rakyat.

Gagasan berikutnya, pemerintah akan memberikan kompor listrik atau rice cooker gratis kepada masyarakat. Tujuannya untuk mengurangi subsidi tabung LPG 3 kg yang paling banyak dipakai masyarakat untuk masak.

Baca Juga: Ngaku Kaya Raya, Pinkan Mambo Ungkap Kondisi Sebenarnya, Suami di PHK dan Nggak Punya Pendapatan

Baca Juga: Jadi Juri Zayed Award 2024, Megawati Diwawancarai Radio Vatikan

Asumsinya, kebutuhan LPG untuk menanak nasi: 2,4 kg perbulan. Biayanya Rp 16.800. Sedangkan bila pakai listrik, untuk kebutuhan sama, butuh 19,80 kWH perbulan. Biayanya hanya Rp 10.396. Jadi ada penghematan Rp 6.404 perbulan.

Bila kebijakan itu diterapkan, pemerintah bisa mengurangi subsidi LPG. Ini gagasan yang bagus. Karena subsidi LPG tiap tahunnya mencapai Rp 70 Trilyun.

Tapi lagi-lagi, dengan berbagai pertimbangan, gagasan itu dibatalkan. Alasannya, konon, takut masyarakat tidak nyaman melaksanakannya. Soalnya, masyarakat baru saja bebas dari krisis Covid-19.

Baca Juga: Dugaan Operasi Tangkap Tangan Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Gelandang 3 Pejabat Maluku Utara ke Jakarta

Kemudian, pemerintah (PLN) resmi membatalkan gagasan tersebut. Padahal subsidi rice cooker listrik ini jauh lebih mudah pelaksanaannya ketimbang subsidi kompor induksi.

Baca Juga: Hina Artis Demi Cuan dan Endorse, Pinkan Mambo: Saya Bodoh

Nah, kali ini muncul gagasan anyar. Pemerintah akan menyubsidi pembelian sepeda motor listrik sebesar Rp 6,5 juta kepada masyarakat yang beli kendaraan baru di tahun 2023.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Turun di Beberapa Kota

Ini gagasan bagus. Karena transportasi sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Dengan harga subsidi tersebut, harga sepeda motor lisrtik akan murah.

Sebetulnya, masyarakat suka dengan sepeda motor listrik. Tapi mereka enggan membeli motor listrik karena harganya mahal. Dengan subsidi ini, harga sepeda motor listrik jadi murah.

Melalui subsidi tesebut, ada tiga keuntungan yang didapat pemerintah.

Baca Juga: Peringati Hari Bela Negara, Ibnu Chuldun: Bersatu dan Berkontribusi untuk Indonesia Maju

Baca Juga: Jatim dan Daerah Lain akan Kehilangan Pemasukan Bila Zero ODOL Dipaksakan 2023

Pertama, subsidi BBM – dalam hal ini pertalite untuk sepeda motor -- bisa berkurang. Ingat jumlah sepeda motor di Indonesia, menurut Korlantas Polri, sampai dengan 1 September 2022, mencapai 120 juta unit lebih (tepatnya 120. 176. 883).

Tiap tahun pertambahannya lebih dari 5 persen. Atau sekitar 1,6 juta unit. Dengan jumlah sepeda motor BBM yang demikian banyak, subsidi BBM pun sangat besar.

Baca Juga: Permohonan Layanan Melonjak, Sandi Andaryadi: Imigrasi DKI Jakarta Harus Bekerja Prima

Maka solusinya, masyarakat perlu didorong memakai sepeda motor listrik. Dengan demikian, subsidi motor listrik tadi, akan mengurangi subsidi BBM secara signifikan.

Kedua, dengan mensubsidi sepeda motor listrik, nanti masyarakat banyak yang beli kendaraan irit ini.

Baca Juga: Ini Tujuan Sebenarnya Pinkan Mambo Senggol Maia Estianty Hingga Raffi Ahmad, Salah Satunya Demi Dapat Endorse

Baca Juga: Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

Jika jumlah motor listrik yang terjual banyak, maka harganya akan turun. Ini karena tingkat keekonomian produksi motor tercapai. Dampaknya harga motor listrik terjangkau.

Ketiga, dengan banyaknya sepeda motor listrik di jalanan, maka polusi karbondioksida – salah satu zat penting dalam gas rumah kaca (GRK) -- berkurang di atmosfir. Hal ini akan berdampak positif. Pemanasan suhu bumi berkurang.

Ingat, pemicu global warming terbesar adalah emisi GRK di atmosfir. Kondisi ini akan mempercepat pencapaian Indonesia dalam memenuhi target "net zero emission" karbon di tahun 2060.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun Resmikan Laboratorium Peradilan Pidana Universitas Yarsi

Itulah kesepakatan Konferensi dunia Perubahan Iklim Glasgow, Skotlandia, 1 November 2021. Dengan demikian, melalui subsidi sepeda motor listrik, target net zero emission GRK mudah dipenuhi. Bahkan lebih cepat. Bisa sebelum tahun 2060 -- kata Menko Luhut Binsar Panjaitan.***

Berita Terkait