DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hikmah: Cara Kita Merespon Ketakutan Terhadap Kecoa

image
Ketakutan pada kecoa dan masalahnya.

ORBITINDONESIA - Di sebuah restoran, tiba-tiba ada seekor kecoa hinggap di pakaian seorang wanita. Si wanita tersebut berteriak ketakutan.

Dengan wajah panik dan suara gemetar, dia melompat. Dan ia berusaha untuk menyingkirkan kecoa tersebut dengan kedua tangannya. Walhasil, semua orang di kelompoknya ikut panik.

Tak lama kemudian, kecoa tadi terbang lagi. Kali ini hinggap di pundak wanita lain, masih dalam kawanan kelompok tadi. Sekarang, giliran wanita yang kedua melanjutkan drama kepanikan.

Baca Juga: Hamas Setujui Gencatan Senjata Usul dari Mesir dan Qatar

Baca Juga: Wow.. Erick Thohir Daftar Jadi Balon Caketum PSSI, Diantar Raffi Ahmad

Tak lama kemudian, seorang pelayan wanita datang. Dan akhirnya kecoa tersebut hinggap di lengan baju si pelayan.

Si pelayan pun berdiri dengan tenang sambil mengamati perilaku kecoa di kemejanya.

Baca Juga: Senator Amerika Serikat Ancam Sanksi ke ICC Bila Perintahkan Menangkap Benjamin Netanyahu

Dengan sekali sentuhan, ia kemudian meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkannya ke tempat sampah.

Coba kita perhatikan dengan seksama, dua wanita dalam group tadi panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa.

Baca Juga: Damar Wicaksono: Ode untuk Megawati

Baca Juga: Usman Kansong Mencari Buku Spinoza tentang Konsep Tuhan yang Dianut Einstein

Inilah yang disebut bahwa persoalan bukanlah pada kecoanya, tetapi lebih kepada reaksi yang ditimbulkan.

Ketidaktenangan kedua wanita tadi dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana jadi kacau.

Sejatinya, kecoa memang menjijikkan dan ia akan tetap seperti itu selamanya. Tidak akan pernah bisa kita ubah menjadi binatang lucu dan menggemaskan.

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (5): Luka Itu Dia Bawa Sampai Mati

Begitupun juga dengan MASALAH. Sampai kapanpun masalah itu tidak akan pernah menyenangkan.

Baca Juga: Simak Profil Lengkap dan Biodata Miss Universe 2022 R Bonney Gabriel, Tanggal Lahir, Pendidikan, dan Profesi

Tapi. Janganlah itu yang membuat semuanya kacau. Karena, sebenarnya ketidakmampuan kita untuk menghadapinya yang membuatnya demikian.

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Progres Rumah Dinas 36 Menteri di IKN Capai 87 Persen dan Selesai Juli 2024

REAKSI kita terhadap masalah itulah yang sebenarnya menciptakan kekacauan dalam hidup kita, melebihi dari masalah itu sendiri. Membuat masalah semakin bertambah berat dan rumit.

Coba perhatikan kembali, para wanita itu be-REAKSI. Sedangkan pelayan me-RESPON.

Reaksi selalu naluriah dan tiba-tiba, sedangkan respon itu dipikirkan dulu baik-baik.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Hasto Kristiyanto: PDI Perjuangan Cermati Figur Ahok dan Anies Baswedan

Baca Juga: Kuliner Indonesia Memang Andalan, Viral Tentara Amerika Antre Jajan Siomay di Bandung

Orang BAHAGIA bukan karena tidak pernah menghadapi masalah dalam hidupnya. Melainkan karena ia me-RESPON masalah hidupnya secara tepat.

Masalah selamanya tetap akan menjadi masalah. Respon kitalah yang akan sangat menentukan bagaimana akhir dari setiap masalah yang kita hadapi.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Bertolak ke Arab Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Haji di Tanah Suci

(Oleh: Ust. Satria Hadi Lubis). 

Mengutamakan Akhirat" pun kita diajarkan agar dilandaskan atau disandarkan pada AKAL.

Yakni membiasakan diri dan memadukan Tadzakkur (berdzikir mengingat Allah) agar kita merasakan kehadiran Allah dan Tafakkur (berpikir), agar kita mampu bereaksi dan merespon sesuatu dengan baik dan benar. ***

Berita Terkait