DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ciri-Ciri dan Proses Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida yang akan Terlihat di Indonesia pada 20 April 2023

image
Minggu Ini Akan Terjadi Fenomena Alam Langka Yakni Gerhana Matahari Hibrida, Yuk Cek Lokasi dan Jadwal.

ORBITINDONESIA.COM - Indonesia akan kedatangan salah satu fenomena alam langka, di mana Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada 20 April 2023 mendatang.

Gerhana Matahari Hibrida ini akan menjadi momen spesial karena terjadi bertepatan dengan menjelang hari raya Idul Fitri 2023.

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Pengamat Ujang Komarudin: Ahok dan Anies Sulit Dipasangkan

Ditambah Gerhana Matahari Hibrida ini terjadi hanya satu abad sekali dan salah satunya terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Penjelasan Ilmiah Proses Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida yang akan Terlihat di Indonesia pada 20 April

Meskipun memiliki nama gerhana Matahari namun fenomena alam ini mempunyai ciri-ciri dan proses yang berbeda.

Baca Juga: Menteri Dito Ariotedjo Minta Dukungan Pemerintah Jepang Desak Cerezo Osaka Izinkan Justin Hubner Perkuat Timnas

Gerhana Matahari Hibrida memiliki dua tipe yang bisa terjadi yakni, gerhana matahari cincin dan gerhana Matahari total.

Sedangkan Gerhana Matahari Hibrida memiliki 3 macam bayangan bulan diantaranya adalah antumbara, penumbra dan umbra ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan oleh masyarakat Indonesia seperti:

Baca Juga: Isu Rose BLACKPINK dan Kang Dong Won Pacaran usai Terciduk Hadir di Acara yang Sama, Bikin Penggemar Penasaran

Baca Juga: Hamas Setujui Gencatan Senjata Usul dari Mesir dan Qatar

1. Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana Matahari cincin.
2. Di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa gerhana Matahari sebagian.
3. Di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa gerhana Matahari total.

Fenomena ini membuat satu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang dapat teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

Baca Juga: Jawaban Wulan Guritno saat Attila Syach Tidak Bisa Bertemu dengan Shaloom Razade setelah Bercerai

Baca Juga: Senator Amerika Serikat Ancam Sanksi ke ICC Bila Perintahkan Menangkap Benjamin Netanyahu

Kemudian tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Akibat dari fenomena ini ketika suatu tempat mengalami puncak gerhana maka Matahari akan terlihat seperti cincin.

Anda dapat melihat Matahari terlihat gelap di bagian tengah namun terang di bagian pinggirnya.

Baca Juga: Usman Kansong Mencari Buku Spinoza tentang Konsep Tuhan yang Dianut Einstein

Baca Juga: Netizen Ramai Kecam Arinal Djunaidi, Airlangga Hartarto Mulai Kena Senggol

Sementara di tempat lainnya bagian tubuh matahari justru terlihat seperti menutupi keseluruhan badan bulan.

Sedangkan untuk proses dan tahapan terjadinya Gerhana Matahari Hibrida sebagaimana dilansir dari laman BMKG, dapat terbagi menjadi seperti berikut ini:

Baca Juga: Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (5): Luka Itu Dia Bawa Sampai Mati

1. Proses Gerhana Matahari Hibrida diawali dengan Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus. Sehingga terjadilah gerhana Matahari.
2. Umumnya, Gerhana Matahari Hibrida dapat terjadi karena jarak antara Bulan dan Bumi sangat bervariasi di tiap titik di Bumi. Hal tersebut terjadi karena bentuk Bumi yang bulat dan orbit bulan yang berbentuk elips.

Baca Juga: Netizen Berkomentar Pedas, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim Langsung Batasi Kolom Komentar

3. Umumnya, Gerhana Matahari Hibrida dimulai dengan fenomena gerhana Matahari cincin. Yaitu ketika jarak bulan terlalu jauh dari Bumi. Sehingga menyebabkan terjadinya gerhana Matahari cincin.
4. Kemudian setelah itu, Gerhana Matahari Total. Setelah gerhana Matahari cincin dengan bulan terus mengitari orbitnya, Bulan berada di jarak yang tidak jauh. Sehingga dapat menutup cahaya Matahari dengan sempurna.
5. Setelah terjadinya gerhana Matahari total, maka akan terjadi gerhana Matahari cincin kembali. Hal tersebut terjadi karena posisi bulan yang terus bergerak. Sehingga bulan akan berada di jarak yang cukup jauh. Dengan begitu, bulan kembali tidak dapat menutupi cahaya Matahari secara sempurna.

Baca Juga: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Progres Rumah Dinas 36 Menteri di IKN Capai 87 Persen dan Selesai Juli 2024

Baca Juga: Buntut Video Bima Yudho Saputro, Netizen Merujak Arinal Djunaidi di Akun Instagramnya

Sebelumnya di Indonesia juga pernah terjadi fenomena gerhana Matahari di beberapa tahun sebelumnya seperti pada 1998, 1999, 2009, dan 2013.

Untuk menyaksikan Gerhana Matahari Hibrida ini Anda tetap harus menggunakan kacamata gerhana agar mata Anda tidak terluka saat menyaksikan fenomena alam ini.***

Baca Juga: Pilkada Jakarta, Hasto Kristiyanto: PDI Perjuangan Cermati Figur Ahok dan Anies Baswedan

Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.

Berita Terkait