Puisi Muhammad Solihin Oken: Sajak Selikur, Kereta dan Lokomotif
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 23 Maret 2024 02:34 WIB
ORBITINDONESIA.COM - 1
Kereta pacu waktu lokomotif menderu ke sisimu ke sisiku
Jantung Eropa abad-18 di pusat kota London Paris Berlin dan sekitarnya- kereta-kereta kuda mengais waktu berlomba coba menahan laju lokomotif yang menderu
Pertunjukkan pertama Teater di Paris- berduyun-duyun orang borjuis ke sana duduk di atas kereta lokomotif- tampak juga Madam Silvary mengipas-ngipas wajahnya dengan senyum bangga
2
Di antara nyanyian angsa biru atas kolam ada gerombolan bebek liar memecah keheningan- suara-suara ribut tak tahu bagaimana awal datangnya,- mungkin, dari kereta lokomotif yang menderu?
Drama Shakespeare masih tampil di Teater Paris- dan rombongan bebek liar meracau di luar membuat gaduh sekeliling daratan Eropa- juga Hana Humble yang diam-diam muncul pada naskah tokoh utama perempuan dalam drama tiga babak
Aku ingin melangkah dekat Madam Silvary tapi gagal, penulisnya terlalu terburu-buru tamatkan riwayatnya?
Baca Juga: Catatan Bawah Tanah, Buku Kumpulan Sajak Fadjroel Rachman yang Ditulis Dalam Penjara Rezim Orde Baru
3
Siapa yang mencium bau dosa? Perempuan? Madam Silvery, Hana Humble, Kartini dan....? Mungkin, masih banyak lagi
Ya, hanya bau dosa yang dapat membuat penciuman manusia kembali normal, katamu- mungkin, itu hanya prasangka modernitas?
Hari ini aku bayangkan aku berdiri di atas kereta cepat Jakarta - Bandung, baru saja aku naik dan kereta jalan- belum sempat aku pesan makanan, kereta sudah sampai di tujuan! itu mitos fiksi atau nyata? Kereta itu fakta; hanya lokomotif, dia bisa mitos, fiktif dan nyata
Baca Juga: Direkur Jakarta Barometer, Jim Lomen Sihombing Desak Pemerintah Percepat Bangun Stasiun Manggarai
4
Lokomotif bergerak berhenti mendadak atas kota Lencester dan orang-orang Bloomington itu bawa sebuah penanda
Berapa jarak universitas ke bahasa? Sejauh percakapan orang tentang tanah airnya
Karena kesendirian hanya butuh keyakinan- sampai pagi, dan lampu-lampu kota mati
5
Deru lokomotif di pulau Jawa suaranya seakan terbelah atas tanah-tanah perkebunan dan kuasa kolonial- sekali suaranya panjang menyusur dari Batavia ke ujung timur Jawa; yang lain bergerak ke Banten sampai ujung selatan
Ada cerita dari Banten Selatan, seorang Praja Muda menuliskan bagaimana rel-rel kereta di sana berdetak atas jarum waktu kolonial
Dan tak ada yang dirindukan rakyat di sana pada suara lokomotif itu selain: Pemberontakan
Baca Juga: Puisi Herman Syahara: Sebuah Kota Bernama Gaza
6
Ke pusat Metro, stasiun kereta api bawah tanah, hanya kesibukan kecil ku punya menyulap waktu atas mitos kebosanan
Orang-orang lalu lalang dengan langkah cepat dan panjang dan aku hanya menatap sekeliling sambil mengupas cerita Harapan Kami saat kereta menuju Shinkanzen- cukup panjang dan pasti menyedot perasaan dan waktu lumayan
Kata-kata berdiri di dua sisi, dua tokoh yang selalu kau ceritakan dan hanya bertemu di Ujung stasiun
Baca Juga: Puisi Muhammad Solihin Oken: Umang-Umang
7
Setiap langkah kereta yang ku punya selalu bertabrakan dengan kerakusan si pandir
Dan aku memilih menjadi lokomotif yang suka berbagi senyum pada bunga-bunga Krisan ku temu di jalan
Kekasih, mungkin kisah cinta kita harus ku akhiri sebelum kegilaan menjadi
Baca Juga: Puisi Muhammad Solihin Oken: Perjalanan
8
Ada yang membathin pada kisah-kisah yang lewat dan ku temu di taman- sebuah taman dengan danau biru kemerahan
Aku tak peduli pada kisahmu yang kau bawa di ujung senja waktu kereta yang kau tumpangi itu terhalau salju, aku hanya percaya kebenaranmu
Puisi ini hanya sebuah garis; garis hitam yang ku congkel dari bola mata si pengarang
Baca Juga: Antisipasi Jumlah Penumpang, KAI Buka Pemesanan Tiket 24 KA Tambahan Lebaran 2024 Tahap Kedua
9
Atas bintang-bintang malam ku tanda kisah-kisah yang membayang
Pada korset Paris, mungkin kau letakkan suara itu- humor terlalu murah untuk bersanding kata revolusi
Cinta adalah mawar yang kau cabut atas duri pada akar kekuasaan yang tajam mencengkram dan bobrok
Baca Juga: CEO KA Malaysia, Dato Rani Hisham Samsudin, Menyambut Delegasi Baca Puisi Dunia dengan Puisi
10
Apa yang dilakukan mereka? Pada gerbong kereta lama, atas dendam dan rindu- seorang anak lelaki kehilangan masa depan dan gairah malam
Ah, mungkin burung-burung tak lagi sanggup bernyanyi di waktu malam, bukan
Tapi, ada cinta untuk dendam pada rindu tiga menit?
Baca Juga: Puisi Prof. Dr. I Ketut Surajaya: ASTA BRATA
11
Mungkin, dunia butuh Token menatap masa depan atas cerita fantasi
Perjalanan cerita hebat dimulai atas petualangan tokoh dan sisi lain pengarang
Seperti sebuah Cincin yang kau rapatkan pada ruas jarimu- dan Bobo meletakkannya dalam saku agar tak tampak garis pada lingkar ceritanya
Baca Juga: Puisi Prof. Dr. I Ketut Surajaya: Hukum Kaya Tafsir
12
Dunia makna? Terbelenggu ruang-kuasa- di dalam rumah, dalam kamar, suasana intim tinggal kabur; sosok-sosok yang pudar- hanya kuasa, bahasa hilang; kehilangan bahasa adalah kehilangan jiwa
Hanya ruang- tanpa percakapan pada tamu-tamu yang tinggal dan pergi
Manusia- hilang makna; tak ada ruang sosial; tak ada kereta dan lokomotif
dalam pikiran
Baca Juga: Puisi Prof. Dr. I Ketut Surajaya: Netral yang Semu
13
Manusia akan menemukan kedamaian di desa? Manusia kota hidup di alam pedesaan hanya sebentuk mimpi di atas prahara
Hasrat hewani manusia menjelma seperti tikus yang menggerogoti tanah subur pedesaan menjadi lubang-lubang kubur
Dimana Tuan Steinjeck? Biar ku tuliskan nama pada papan nisan tempat tikus-tikus itu dikuburkan, kata si Perempuan Majikan
Baca Juga: Resensi Sastra Puisi oleh Anto Narasoma: Menguak Kekejian Israel Secara Estetik
14
Kereta berjalan ibarat metafora yang digerakkan angin musim kesedihan ke pemakaman atau pesta-pesta meriah ala Cinderella- dan lokomotif mitos denyut nadi zaman
Tak ada yang selesai sekarang? Segala tertunda- juga jadwal minum kopi
Hei! Minumlah air kehidupan ini sebelum kau habiskan malam atas mimpi mitos dan fiksi
Baca Juga: In Memoriam Ignes Kleden: Ikhtiar Mengintegrasikan Puisi ke Dalam Gerakan Sosial
15
Kereta berhenti jauh dari dasar laut- ombak samudera yang menggulung-gulung perasaan dan harapan
Kesendirian - sunyi daratan; tinggal potongan-potongan waktu dan bercakap sendiri dengan dirinya- dan mungkin juga laut
Lelaki tua itu menunggu hari menunggu kebosanan ikan besar itu datang dan menyelamatkan dirinya dari ketiadaan kisah orang-orang di daratan sana
Baca Juga: BARAT dan TIMUR: Puisi Karya Abdul Hadi WW
16
Seandainya cerita itu tak pernah datang mungkin dunia hanya fakta-fakta dan kebosanan
Seandainya ceritaku belum datang mungkin dunia menunggu bab-bab halaman cerita yang ku pendam
Karena ceritamu sebentuk ruang ceritaku sebentuk waktu
17
Ke langit biru, Siti Nurbaya menatap rindu bayangan kekasih
Sepi tanpamu kata-kata penyair sepi tanpamu cerita wahai pengarang
Dunia adalah bahasa tempat percakapan-
percakapan kau jumpa
18
Pagi dan sebaris puisi menemaniku menemanimu dari kesepian dan jiwa yang tidur
Pagi dan cerita kau dapatkan di meja makan sebelum usia bertambah sehari pada detik menit jam merambat
Kau pernah dengar cerita Karl May, dan bangsa-bangsa Indian kehabisan waktu
Baca Juga: Bantuan ke Gaza Dihambat, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel
19
Cerita perang dan damai- tak habis kau jumpa di halaman-halaman dunia
Sekali bertanya, inikah kita, manusia?
O, mawar terindah, bawakan cinta, biar ku lupa segala yang pernah terjadi atas dunia
Baca Juga: Terlibat Narkoba dan Desersi, Polres Metro Jakarta Selatan Pecat 6 Anggotanya
20
Perempuan, dan cerita Madam Silvary, Hana Humble, Kartini atau gadis pantai itu yang membawa pikiran dan relasi- kuasa laki-laki - perempuan
Aku tak ingin dia jadi saksi atau korban- ku kira dia subjek yang lekat di sisiku
Karena yang ingin dikatakannya kepada dunia tak sampai, ku kumpulkan kembali kata-katanya dari cerita-cerita yang lewat- di abad lalu
Baca Juga: Playoff Olimpiade 2024 Paris: Indonesia Melawan Guinea Disiarkan Langsung RCTI Kamis Malam
21
Tak ada cerita ditulis hari ini dari masa lalu yang menggenang
Tak ada cinta yang berbaris pada puisi rindu mengenang
Pena, di mana matamu? Ke mana ruas jari menggenggam? Satu kata kau tulis nyerbak cahaya ke mataku
Bogor, 14 Agustus 2022 ***